Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masuk Sekolah (Tak) Harus Serba Baru

14 Juli 2025   10:58 Diperbarui: 16 Juli 2025   17:53 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ayah sedang melihat buku-buku tulis baru yang ditawarkan salah satu swalayan di Pekanbaru pada Ahad, 13 Juli 2025. (Foto AKBAR PITOPANG)

Mendidik anak untuk tidak memaksakan harus memiliki perlengkapan baru adalah bentuk pendidikan karakter sejak dini. Ini tentang mengajarkan nilai bersyukur dan bijak dalam menyikapi situasi.

Seorang ayah sedang melihat buku-buku tulis baru yang ditawarkan salah satu swalayan di Pekanbaru pada Ahad, 13 Juli 2025. (Foto AKBAR PITOPANG)
Seorang ayah sedang melihat buku-buku tulis baru yang ditawarkan salah satu swalayan di Pekanbaru pada Ahad, 13 Juli 2025. (Foto AKBAR PITOPANG)

Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua?

Orangtua harus percaya bahwa anak tidak akan kehilangan semangat hanya karena menggunakan tas atau sepatu lama. Bahkan, justru ini bisa menjadi momen pembelajaran moral yang luar biasa.

Bayangkan anak yang sejak kecil sudah terbiasa berpikir bahwa semua hal bisa didapat dengan mudah. Maka di kemudian hari saat kenyataan tak sesuai harapan, ia bisa frustasi.

Sebaliknya, anak yang tumbuh dengan kesadaran bahwa hidup tak selalu mulus maka akan memiliki daya tahan dan empati yang tinggi.

Orangtua juga bisa menggunakan momentum awal masuk sekolah sebagai sarana diskusi ringan tentang kondisi keuangan keluarga.

Ajak anak berdiskusi. misalnya, "kalau uangnya hanya cukup untuk satu barang saja, kamu pilih yang mana yang paling dibutuhkan?"

Hal sederhana ini bisa melatih anak untuk menentukan prioritas dan berpikir kritis sejak dini.

Tidak ada salahnya juga membuat kesepakatan keluarga. Misalnya, anak boleh mendapatkan barang baru jika mencapai prestasi tertentu. Dengan begitu, anak belajar tentang usaha, doa dan hasil.

Anak yang terbiasa mendapat hadiah atas jerih payah akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai proses.

Sebaliknya, anak yang selalu mendapatkan sesuatu tanpa perjuangan maka rentan tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah dan tak tahan banting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun