Siswa cerdas ini perlu disadarkan bahwa kecerdasannya harus digunakan untuk hal-hal yang positif, bukan untuk menarik perhatian dengan cara yang tidak produktif.
Namun, penting juga untuk menegur dengan empati. Menggunakan pendekatan yang berfokus pada perasaan siswa. seperti "saya tahu kamu cerdas dan punya banyak ide, tetapi kelas akan lebih nyaman jika kita semua bisa fokus".Â
Itu akan lebih efektif daripada hanya mengingatkan tentang perilaku buruk. Siswa akan merasa dihargai dan dipahami, bukan dihukum atau disalahkan. Dengan cara ini, siswa cerdas yang sering mengganggu bisa belajar untuk lebih bertanggung jawab atas tindakannya tanpa merasa terpojok.
2. Melaporkan dan Menindaklanjuti PerilakuÂ
Langkah kedua yang tak kalah penting adalah melaporkan perilaku siswa kepada pihak yang berwenang jika perilaku tersebut sudah melampaui batas dan mulai mengganggu proses belajar secara serius.Â
Melaporkan perilaku siswa bukan berarti guru gagal dalam mengelola kelas. tetapi justru menunjukkan bahwa kita peduli dengan kesejahteraan semua siswa dan ingin menciptakan suasana belajar yang positif. Tindakan ini juga memberi kesempatan bagi pihak sekolah dan orangtuanya untuk memberikan intervensi yang tepat.
Siswa yang berada di fase sering mengganggu proses belajar dapat membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam. mungkin berkaitan dengan masalah pribadi atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan teman sekelas.Â
Oleh karena itu, pihak sekolah atau wali kelas seperti konselor yang dapat memberikan dukungan yang lebih spesifik. Dengan melibatkan mereka, kita memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan bantuan yang mungkin tidak dapat kita berikan secara langsung.Â
Tindakan ini juga menunjukkan kepada siswa lain bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya. dan sekolah berkomitmen untuk menjaga kualitas pembelajaran yang adil dan nyaman bagi semua.
3. Memberikan Penugasan yang Lebih Menantang dan Memotivasi
Siswa yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi seringkali merasa bosan dengan materi yang dianggap terlalu mudah. Akibatnya, mereka mencari cara untuk mengalihkan perhatian yang sering berujung pada perilaku mengganggu.Â
Sebagai solusi, memberikan penugasan yang lebih menantang bisa menjadi langkah produktif untuk mengalihkan energi siswa tersebut ke hal-hal yang lebih positif.Â