Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tren Playground dan Wahana Pendidikan Karakter

26 April 2025   07:46 Diperbarui: 26 April 2025   10:25 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain di playground jadi tren seru masa kini untuk anak. (Foto AKBAR PITOPANG)

Padahal, kehadiran penuh secara mindful di saat anak bermain dapat mencegah potensi gesekan antar anak yang mungkin muncul karena rebutan mainan, antrean permainan, atau salah paham dalam berinteraksi. 

Di sinilah dibutuhkan kesadaran kolektif bahwa playground bukanlah tempat "melepaskan anak", melainkan ruang kolaborasi antara anak dan orangtua.

Hadir secara utuh di sisi anak saat bermain juga memberikan stimulasi emosional yang kuat. Anak merasa diperhatikan, dihargai, dan didukung dalam setiap proses eksplorasinya. Ikatan emosional pun terbangun lebih dalam. 

Tetap mendampingi anak demi keamanan dan keselamatan. (Foto AKBAR PITOPANG)
Tetap mendampingi anak demi keamanan dan keselamatan. (Foto AKBAR PITOPANG)

Bahkan, dalam dunia psikologi perkembangan, momen kebersamaan yang konsisten antara orangtua dan anak akan berkontribusi pada terbentuknya secure attachment yang menjadi bekal penting dalam pembentukan kepribadian positif di masa depan. 

Ketika orangtua terlibat langsung mereka juga bisa mengajarkan anak untuk sabar menunggu giliran, meminta maaf ketika tidak sengaja mendorong teman, atau mengajak anak untuk mengajak teman baru bermain bersama. Nilai-nilai ini tumbuh dari proses yang alami. 

Maka, mari sebagai orangtua di tengah maraknya wahana bermain anak untuk simpan gawai, buka mata dan hati, dan nikmati keajaiban sederhana saat melihat anak tertawa, mencoba hal baru, atau berdamai setelah berkonflik kecil. 

Orangtua mengenalkan etika sosial kepada anak sejak dini. (Foto AKBAR PITOPANG)
Orangtua mengenalkan etika sosial kepada anak sejak dini. (Foto AKBAR PITOPANG)

Playground dan Menanamkan Etika Sosial Sejak Dini

Di tengah keragaman anak-anak dengan latar belakang berbeda, playground menjadi laboratorium kecil kehidupan dimana anak belajar bersikap, bertoleransi, dan membangun relasi. 

Dalam suasana penuh keceriaan ini orangtua tetap memiliki peran krusial menanamkan nilai-nilai tata krama agar anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara kognitif tetapi juga tangguh secara emosional dan bermartabat.

Mengajarkan magic words ---tolong, maaf, dan terima kasih---adalah langkah sederhana namun berdampak luar biasa. kata-kata tersebut bukan sekadar formalitas melainkan fondasi dari etika komunikasi yang sehat dan beradab. Saat anak terbiasa mengucapkannya maka mereka akan memahami arti menghargai orang lain, mengakui kesalahan, dan menunjukkan empati. Ini adalah bentuk social literacy yang penting dikuasai anak sejak dini. terlebih ketika berinteraksi dengan banyak teman dalam suasana playground yang dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun