Kebijakan ini juga memiliki dampak ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Dengan menggratiskan bus TMP bagi pelajar maka orangtua dapat menghemat pengeluaran harian mereka. Uang yang sebelumnya digunakan untuk bensin atau biaya transportasi bisa dialokasikan ke keperluan lain yang lebih mendukung pendidikan anak.
Selain itu, inisiatif ini juga berdampak pada keselamatan di jalan raya. Data menunjukkan bahwa pelajar yang mengendarai kendaraan sendiri memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecelakaan dibanding mereka yang menggunakan angkutan umum. Dengan naik bus TMP, risiko ini bisa ditekan sehingga angka kecelakaan di kalangan pelajar Pekanbaru bisa menurun.
Kenyamanan dan keamanan dalam bus TMP juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan agar kebijakan ini sukses. Jika layanan bus bisa menjamin kebersihan, ketepatan waktu, serta fasilitas yang memadai, maka kepercayaan pelajar terhadap transportasi umum akan semakin meningkat.
Dalam jangka panjang, kebijakan ini bisa menjadi batu loncatan bagi pengembangan sistem transportasi massal yang lebih baik di Pekanbaru. Pemerintah dapat menjadikannya sebagai pilot project sebelum memperluas program ini ke segmen atau kategori lain. Mungkin, semoga kedepannya bus TMP akan berbasis electric vehicle.
Namun, tentu saja ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kapasitas bus yang harus memadai untuk menampung lonjakan pengguna. Jangan sampai kebijakan ini justru menimbulkan masalah baru seperti overcapacity atau keterlambatan jadwal operasional.
Untuk itu, Pemko Pekanbaru perlu memastikan adanya peningkatan armada dan frekuensi perjalanan. Dengan demikian, pelajar tidak hanya mendapatkan akses gratis tetapi juga pengalaman berkendara yang nyaman dan efisien.
Tidak semua pelajar dan orangtua langsung mengetahui serta memahami manfaat dari penggunaan bus TMP gratis ini. Oleh karena itu, kampanye yang kreatif perlu dilakukan baik melalui media sosial, sekolah, maupun Dinas Pendidikan setempat.
Kerjasama antara sekolah dan pemerintah juga penting dalam mengawal kebijakan ini. Sekolah dapat memberikan dukungan dengan mendorong siswanya untuk menggunakan fasilitas bus TMP.
Di sisi lain, pihak bus TMP juga perlu memberikan pelatihan kepada sopir dan petugas di lapangan agar lebih ramah terhadap pelajar. Kenyamanan bukan hanya soal fisik kendaraan tetapi juga bagaimana pelayanan yang diberikan kepada para pengguna. Para sopir juga merupakan bagian dari pendidikan karakter bagi para pelajar.