Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dari Bukit ke Internet Satelit: Starlink untuk Pendidikan dan Digitalisasi Indonesia

25 Mei 2024   11:25 Diperbarui: 26 Mei 2024   06:54 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan pemerataan pendidikan berkualitas yang belum merata akses internet di penjuru Indonesia. (Dok Orangtua Marselinus Ekung via Kompas.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas internet di Indonesia menjadi sorotan publik. Berdasarkan data Speedtest dari Ookla, Indonesia menempati peringkat 126 dari 178 negara di dunia. Posisi ini menempatkan Indonesia di bawah sebagian besar negara di Asia Tenggara. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam pemerataan layanan dan kualitas internet, terutama di daerah pelosok. Negara kita yang begitu luas dengan topografi yang beragam memang menghadirkan tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur internet.

Internet saat ini telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai aktivitas kita, mulai dari pekerjaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan bisnis, hingga hiburan, sangat bergantung pada konektivitas internet yang stabil dan cepat. 

Kualitas internet yang buruk tidak hanya menghambat akses informasi, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan inovasi masyarakat. Di era digital ini, akses internet yang memadai adalah kunci untuk meningkatkan kualitas dan daya saing suatu negara.

Pemerataan layanan internet di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Daerah-daerah perkotaan cenderung memiliki akses internet yang lebih baik dibandingkan dengan daerah pelosok. Ketimpangan ini menyebabkan kesenjangan digital yang signifikan antara masyarakat di kota dan di desa. 

Masyarakat di daerah pelosok sering kali harus menghadapi koneksi internet yang lambat dan tidak stabil, yang pada akhirnya menghambat perkembangan ekonomi dan sosial mereka.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas internet di seluruh Indonesia. Namun, tantangan masih tetap ada, seperti masalah geografis yang sulit dijangkau dan biaya yang tinggi untuk pengembangan infrastruktur di daerah-daerah terpencil. 


Maka, kerja sama antara pemerintah dan penyedia layanan internet sangat dibutuhkan untuk mengatasi kendala-kendala ini.

Selain infrastruktur, edukasi program literasi digital harus diperluas ke seluruh pelosok negeri, agar semua lapisan masyarakat memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. 

Dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan internet, masyarakat dapat lebih efektif memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dampak positif internet bagi perkembangan suatu daerah atau negara sangatlah signifikan. Internet membuka akses ke berbagai peluang pendidikan, ekonomi, dan sosial yang sebelumnya tidak terjangkau. 

Untuk mencapai pemerataan kualitas internet yang baik, diperlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak terkait. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun infrastruktur yang merata, meningkatkan literasi digital, dan menciptakan kebijakan yang mendukung investasi dan inovasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun