Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memulai Aksi Bersama Bank Sampah Sekolah Penentu Masa Depan Lingkungan Sustainable

20 Januari 2024   11:48 Diperbarui: 20 Januari 2024   11:50 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa bersama-sama menyetorkan sampah kelas ke Bank Sampah Sekolah di sela-sela aktivitas belajar. (foto Akbar Pitopang)

Banyak individu yang masih menganggap bahwa pengelolaan sampah adalah tugas para petugas kebersihan atau bahkan menganggap bahwa ini sudah menjadi domain pemulung. 

Stigma ini yang secara tidak langsung menempatkan tugas pengelolaan sampah dianggap sudah diluar tanggung jawab pribadi, sehingga menghambat kemajuan program Bank Sampah di sekolah.

Titik sentral dari tantangan ini adalah adanya kekhawatiran untuk disamakan dengan pemulung. Sebagai guru yang berada di garis depan Program Bank Sampah, tantangan ini seakan menjadi panggilan untuk merubah mindset dan menghapus stigma di kalangan rekan sejawat dan terutama pada anak didik.

Untuk mengatasi hal ini, pendekatan yang holistik dan terencana perlu diimplementasikan. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema "Gaya Hidup Berkelanjutan" yang sinkron dengan program Bank Sampah. (foto Akbar Pitopang)

1. Pemberdayaan Bank Sampah terintegrasi kurikulum 

Pertama-tama, adanya bimbingan khusus untuk guru dan staf sekolah. Agar stigma seputar pengelolaan sampah bisa diungkapkan, didiskusikan, dan ditangani secara terbuka. Dan meningkatkan pemahaman akan peran setiap warga sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Materi tentang tanggung jawab individu terhadap sampah juga sudah disisipkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya di lingkungan sekolah.

Kami mengajak siswa untuk menjadi duta lingkungan di sekolah. Kami telah menunjuk perwakilan dari setiap kelas untuk menyampaikan pesan dan informasi tentang pengelolaan sampah kepada teman-teman sekelas.

Melibatkan siswa dalam mengubah persepsi dapat menciptakan efek domino di dalam dan di luar sekolah.

Di samping itu, tentunya sekolah mengintegrasikan materi atau tema P5 tentang "Gaya Hidup Berkelanjutan". Yang menjadi strategi jangka panjang untuk merombak persepsi dan bagaimana kontribusi siswa berdampak pada keberlanjutan lingkungan.

Adanya dukungan dari orangtua dalam pengadaan tong sampah khusus untuk memudahkan pengelolaan sampah sesuai jenisnya. (foto Akbar Pitopang)
Adanya dukungan dari orangtua dalam pengadaan tong sampah khusus untuk memudahkan pengelolaan sampah sesuai jenisnya. (foto Akbar Pitopang)

2. Kolaborasi dukungan orangtua dan stakeholder

Langkah berikutnya adalah melibatkan orangtua dalam proses edukasi. Dengan mengadakan acara khusus atau pertemuan orangtua-guru maka pesan positif dan konstruktif tentang pengelolaan sampah dapat disampaikan. 

Dalam konteks ini, menjelaskan bahwa partisipasi dalam Program Bank Sampah bukanlah semata-mata untuk disamakan dengan pemulung, tetapi sebagai kontribusi nyata untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan sekolah dan dirumah.

Kami menyampaikan informasi yang relevan, bukan hanya tentang dampak lingkungan, tetapi juga potensi positif yang bisa dihasilkan melalui program Bank Sampah.

Para guru melibatkan perannya dalam pelaksanaan program Bank Sampah di sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Para guru melibatkan perannya dalam pelaksanaan program Bank Sampah di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

3. Menciptakan model peran yang positif 

Dalam hal ini tentu keteladanan juga tidak boleh diabaikan. Guru bisa menjadi contoh yang sangat mudah untuk ditiru oleh siswa dalam mengelola sampah secara bijak, dan berpartisipasi aktif dalam Program Bank Sampah. 

Dengan melihat guru maupun kepimpinan Kepala Sekolah sebagai pionir perubahan, anak didik dapat meresapi nilai-nilai positif terkait pengelolaan sampah.

Dengan kombinasi strategi yang terkoordinasi dan pendekatan yang positif diantara sesama guru bersama Kepala Sekolah, harapannya adalah bahwa stigma seputar pengelolaan sampah dapat tergantikan dengan kesadaran kolektif dan partisipasi aktif di semua warga sekolah.

Siswa menyetorkan sampah, ditimbang, dicatat, lalu selanjutnya menerima cuan untuk kelasnya masing-masing. (foto Akbar Pitopang)
Siswa menyetorkan sampah, ditimbang, dicatat, lalu selanjutnya menerima cuan untuk kelasnya masing-masing. (foto Akbar Pitopang)

4. Potensi cuan dari pemilahan sampah

Pamerkan contoh nyata keberhasilan Program Bank Sampah di sekolah. Salah satunya hasil penjualan sampah. Bahwasanya sampah ternyata bisa menghasilkan cuan.

Dengan memperlihatkan hasil positif melalui cuan yang diperoleh, akan semakin mendorong dan memberikan contoh nyata bahwa setiap individu siswa memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan. Seperti pengurangan jumlah sampah dan dampak positif pada lingkungan.

Tantangan dalam menghadapi stigma terhadap pengelolaan sampah di kalangan masyarakat, termasuk diantara siswa, guru dan orangtua, memang merupakan tantangan besar dalam menjalankan Program Bank Sampah di sekolah. 

Namun, dengan kesadaran, pendekatan yang tepat, dan edukasi, maka sejatinya stigma tersebut berangsur-angsur bisa diatasi. 

Melalui upaya bersama, maka kesadaran dan penerimaan terhadap pengelolaan sampah bisa tumbuh, hingga stigma dapat segera dihapuskan. 

Transformasi ini bukan hanya tentang mengelola sampah, tetapi juga membentuk budaya sustainable yang melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang siap majukan Indonesia serta jaga kelestarian lingkungan!

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang | Ketua Bank Sampah Sekolah ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun