Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Miskonsepsi Guru tentang Perencanaan Pengelolaan Kinerja PMM

11 Januari 2024   02:29 Diperbarui: 13 Januari 2024   16:47 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menduga-duga jika nantinya PMM bisa saja menjadi "super app" dari Kemendikbud untuk para guru. Kedepannya bisa saja semua hal yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru akan difokuskan pada aplikasi PMM.

Karena melalui PMM, terlihat potensi besar untuk mengintegrasikan berbagai aspek peningkatan kompetensi guru ke dalam satu platform yang menyeluruh.

Sebagai sebuah "super app" guru, PMM tidak hanya menjadi tempat untuk melaporkan pengelolaan kinerja, namun juga menjadi pusat pembelajaran mandiri bagi para pendidik. 

Dari menyempurnakan perangkat ajar hingga mengikuti pelatihan mandiri, semua hal yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru dapat terakses dengan mudah melalui PMM. 

Dalam bayangan saya, PMM dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah kebingungan dan kelelahan guru akibat banyaknya aplikasi dan akun yang harus diurus. 

Dengan menyatukan berbagai fungsi, PMM akan memberikan kemudahan dalam mengelola informasi serta juga mengurangi "kemalasan" guru untuk terlibat dalam proses peningkatan kompetensi.

Keunggulan utama dari konsep "super app" ini terletak pada kemampuannya menyediakan pengalaman yang menyeluruh bagi para guru. Persoalan yang muncul dalam proses mengajar, seperti kelengkapan administrasi, dapat diatasi secara lebih efisien melalui satu platform yang terintegrasi dengan baik.

Adopsi PMM sebagai "super app" guru tentu tidak terlepas dari peran pemangku kepentingan. Kemendikbud, guru, dan pihak terkait harus bekerja sama untuk mengoptimalkan potensi PMM sebagai solusi terkini dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Dengan terobosan ini, kita dapat membayangkan sebuah masa depan di mana guru tidak hanya menjadi penerima perubahan, tetapi juga pengemban peran kunci dalam merajut masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Ilustrasi yang menggambarkan kolaborasi guru. (foto Akbar Pitopang)
Ilustrasi yang menggambarkan kolaborasi guru. (foto Akbar Pitopang)

Penguatan kolaborasi transformasi digital melalui PMM

Dekat atau jauh, perubahan di dunia pendidikan Indonesia tidak dapat dihindari. Dengan diperkenalkannya Platform Merdeka Mengajar (PMM), para guru dihadapkan pada suatu revolusi digital yang mengubah cara mereka belajar, mengajar, dan berkolaborasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun