Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Kolaborasi Guru dan Orangtua di Era Gadget dan Teknologi Pendidikan

21 November 2023   08:04 Diperbarui: 29 November 2023   01:03 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua perlu bersinergi dengan pihak sekolah mengedukasi anak didik tentang akses gadget yang bertanggung jawab. (foto Akbar Pitopang)

Dunia pendidikan saat ini telah menjadi semakin terkait erat dengan teknologi. Terutama ketika pandemi memaksa penggunaan gadget dan atau ponsel pintar menjadi perangkat penunjang dalam mendukung pembelajaran jarak jauh. 

Selama hampir dua tahun pandemi, anak-anak telah menjadi semakin akrab dengan teknologi, yang menjadi teman setia mereka dalam proses belajar. 

Namun, ketika pandemi berakhir, muncul pertanyaan apakah penggunaan gadget oleh anak-anak masih dapat dibenarkan (baca: dimaklumi)?

Pada masa pandemi, penggunaan gadget menjadi wajar karena memungkinkan anak-anak mengakses materi pembelajaran dan berinteraksi dengan guru meski berada di rumah. 

Situasi ini memang memaklumi penggunaan gadget sebagai alat pendukung pembelajaran. Namun, setelah pandemi berakhir, muncul kekhawatiran tentang bagaimana anak-anak menggunakan gadget ini. 


Banyak di antara anak-anak yang kini cenderung lebih menggunakan gadget untuk hiburan atau mengakses konten-konten yang ternyata tidak relevan dengan pendidikan.

Kita telah memahami bahwa teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari masa depan pendidikan. Namun, kita harus tetap berfokus pada penggunaannya yang bijak, mengutamakan pendidikan atau proses edukasi yang positif. 

Pasca pandemi, peran orangtua dalam membimbing anak-anak tentang penggunaan gadget yang sehat dan seimbang akan menjadi semakin penting.

Orangtua, yang mungkin tidak terlalu akrab dengan teknologi, seringkali kesulitan dalam mengelola penggunaan gadget oleh anak-anak. Kebingungan orangtua dalam mengawasi dan membatasi penggunaan gadget dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. 

Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gadget seharusnya digunakan oleh anak-anak dalam situasi seperti saat ini pasca pandemi.

Titik buta orangtua mengenali simalakama gadget pada anak remaja

Selama periode pembelajaran jarak jauh semasa pandemi, banyak orangtua dengan niat baik membelikan anak-anak mereka smartphone sebagai alat bantu untuk menunjang proses pembelajaran dari rumah. 

Seiring berakhirnya masa pembelajaran jarak jauh karena telah memasuki situasi new normal, pemberian smartphone kepada anak-anak telah menimbulkan sejumlah tantangan serius. 

Para orangtua terjebak dalam kesibukan dan rutinitas pekerjaan terkadang kurang memperhatikan bagaimana anak-anak mereka menggunakan smartphone tersebut. 

Hal ini menjadi celah dimana anak-anak dapat menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka. 

Faktanya, tak sedikit kasus menunjukkan bahwa anak-anak bahkan yang masih duduk di bangku SD, telah mengeksplorasi konten yang seharusnya tidak mereka akses termasuk konten berbahaya seperti video porno.

Ada pula kita mengetahui kasus bullying atau kekerasan oleh anak, dimana aksi tidak terpuji tersebut direkam dan disebarluaskan oleh mereka ke internet atau platform media sosial.

Kenyataannya, perkembangan teknologi dan kemudakan akses gadget memberikan cara yang lebih mudah kepada anak-anak untuk terpapar konten-konten yang seharusnya tidak mereka lihat. 

Meskipun demikian, banyak orangtua tidak memiliki kapasitas atau pengetahuan yang memadai dalam mengintervensi masalah ini. 

Ketika kecerobohan orangtua diabaikan, risiko kehancuran masa depan generasi muda menjadi semakin nyata dan bisa saja tak terelakkan.

Jika kecerobohan berupa kesadaran dan perhatian orangtua terhadap hal ini terus diabaikan, bukan tidak mungkin generasi muda akan terus terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan perkembangan mereka. 

Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan proaktif dalam mengelola penggunaan smartphone oleh anak-anak pasca pandemi menjadi krusial.

Demi menjaga masa depan mereka dan memastikan pertumbuhan yang sehat secara mental, intelektual, emosional, bahkan dalam segi spiritual.

Sebuah konten bisa sangat berdampak pada anak. Bagaimana anak bertanggung jawab dengan platform digital di era disrupsi. (Pexels/Magnus Mueller)
Sebuah konten bisa sangat berdampak pada anak. Bagaimana anak bertanggung jawab dengan platform digital di era disrupsi. (Pexels/Magnus Mueller)

Minimnya akses pengawasan orangtua terhadap gadget 

Di zaman now, memberikan smartphone kepada anak-anak seringkali tidak hanya sekedar menjadi fasilitas penunjang pembelajaran, tetapi juga menjadi hadiah atau penghargaan atas pencapaian tertentu. 

Banyak dari orangtua yang mungkin menganggap bahwa anak mereka hanya akan menggunakan smartphone selain untuk belajar, tentunya hanya untuk bermain game. 

Akan tetapi, ternyata orangtua tanpa menyadari kemampuan anak-anak terutama generasi Alpha, yang lebih memahami teknologi secara mendalam meskipun secara otodidak.

Anak-anak saat ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mengoperasikan teknologi dibandingkan dengan generasi orangtua mereka. 

Saya pernah mengamati seorang siswa yang membagikan status di aplikasi WhatsApp yang, menurut saya tidak sepenuhnya pantas bagi anak seusianya. Saat saya bertanya kepada orangtuanya, mereka sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Ini menunjukkan bahwa siswa tersebut telah menyembunyikan aktivitasnya di media sosial agar tidak terdeteksi oleh orangtuanya.

Fenomena seperti ini mengindikasikan bahwa orangtua mungkin abai dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka. Hal ini tidak hanya karena kurangnya pemahaman teknologi, tetapi juga kurangnya kesadaran untuk melakukan pengawasan yang lebih bertanggung jawab terhadap anaknya. 

Generasi Alpha, terkadang telah mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi dalam menggunakan gadget, bahkan hingga pada hal-hal yang jarang disadari oleh orangtuanya.

Ilustras anak/pelajar yang sedang memainkan gadget.(Dok. iStock via Kompas.com) 
Ilustras anak/pelajar yang sedang memainkan gadget.(Dok. iStock via Kompas.com) 

Nah, begitu pentingnya pengawasan dan pendampingan orangtua terhadap anak-anaknya dalam mengakses teknologi tidak bisa diabaikan. 

Orangtua perlu terlibat secara aktif dalam mendampingi anak dan memberikan edukasi yang tepat, serta memahami betapa canggihnya pengetahuan anak-anak terkait teknologi saat ini. 

Begitu pun pentingnya orangtua memberikan pemahaman pada anak-anak tentang literasi digital, etika digital dan tanggung jawab digital, serta kesadaran privasi menjadi langkah krusial dalam mengelola penggunaan gadget yang sehat bagi anak.

Ketegasan orangtua adalah kunci menyelamatkan masa depan generasi

Dalam dunia digital saat ini, menjaga anak-anak dari potensi risiko yang terkait dengan penggunaan gadget menjadi tanggung jawab yang sangat besar dan harus menjadi perhatian diantara orangtua.

Meskipun banyak orangtua mungkin terbatas pengetahuan dan pengalaman dalam melacak aktivitas anak secara digital, tetapi upaya pengawasan (controlling) tetaplah sangat krusial.

Orangtua sering menghadapi kesulitan dalam memahami seluk-beluk aktivitas anak di dunia maya. Namun, ini tidak boleh menjadi alasan untuk membiarkan anak bebas sepenuhnya dalam menggunakan gadget. 

Tidak ada salahnya jika meminta bantuan dan saran dari siapapun yang mungkin memiliki pemahaman lebih dalam terkait teknologi digital dapat memberikan wawasan dan strategi bagi orangtua dalam mengawasi pola tingkah anak.

Sementara itu, melibatkan pihak sekolah atau guru dalam mengawasi aktivitas anak-anak di dunia maya bisa menjadi langkah yang bijaksana. 

Silahkan orangtua meminta bantuan guru untuk memeriksa history browser anak atau memantau aktivitas digital yang mungkin disembunyikan anak dari orangtua. 

Pentingnya kolaborasi ini bukan hanya terletak pada pengawasan, tetapi juga dalam memberikan edukasi kepada anak-anak tentang penggunaan gadget yang bertanggung jawab. 

Semua orangtua perlu bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak dalam menjelajahi dunia digital yang semakin kompleks. 

Ketegasan orangtua dari segi pentingnya pengawasan dan pendampingan orangtua dalam penggunaan smartphone/gadget oleh anak-anak pada saat ini tidak bisa diabaikan. 

Saat ini, kerjasama antara orangtua, sekolah, dan anak-anak dalam mengelola penggunaan gadget adalah kunci untuk mencapai pembelajaran yang optimal dan mencegah anak terpapar konten yang tidak sehat bagi tumbuh-kembangnya.

Penggunaan gadget oleh anak-anak dalam pendidikan adalah hal yang positif. Namun, penting bagi orangtua dan pendidik untuk memberikan panduan yang tepat tentang penggunaan yang bijak. 

Kesadaran dan pemahaman orangtua perlu ditingkatkan untuk mengawasi penggunaan gadget anak-anak, seiring dengan upaya untuk memberikan panduan yang relevan dengan perkembangan dunia digital dan teknologi terkini.

Dalam menyongsong Hari Guru Nasional 2023/ HUT PGRI ke-78, mari kita optimalkan kerjasama dan kolaborasi antara guru dan orangtua demi kebaikan di dunia parenting dan pendidikan Indonesia..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun