Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Balimau" Wujud Identitas Nilai dan Pembelajaran Karakter Jelang Ramadhan

22 Maret 2023   08:35 Diperbarui: 23 Maret 2023   02:22 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendengarkan ceramah saat Balimau di kampung kami. (Foto Akbar Pitopang)

Mandi merupakan upaya pembersihan diri yang setiap hari kita lakukan. Limau sudah menjelma dalam bentuk sabun dan shampo. 

Bukankah menjaga kebersihan (pada diri dan segala aspek penting di kehidupan ini) dapat mendatangkan kesehatan? "Bersih pangkal sehat", kalau kata pepatah.

Jadi, mandi bisa dilakukan dirumah masing-masing tanpa harus pergi Balimau ke aliran batang air (sungai). karena tentu di sebagian wilayah Minangkabau, tak seluruhnya dialiri oleh sungai, danau, dan yang sejenisnya.

Di kampung saya sendiri malah tidak ada sungai, atau bila hendak melaksanakan mandi ala Balimau maka harus pergi ke jorong/kampung sebelah.

Mata pencaharian masyarakat di kampung saya didominasi dengan menjadi petani yang pada setiap harinya tentu bergelimang dengan lumpur yang mengotori diri dan pakaian.

Maka, Balimau yang dilakukannya menjelang memasuki bulan suci Ramadhan dimaksudkan agar memperoleh kenyamanan saat nantinya menjalankan ibadah, misalnya ketika shalat tarawih berjamaah dan tadarus Al-Qur'an di masjid.

Kesimpulannya, praktik Balimau masih relevan karena mandi dan membersihkan diri adalah sebuah kebutuhan yang mencapai hajat hidup setiap orang di muka bumi ini.

Perwujudan acara Balimau saat ini oleh masyarakat Minang

Tradisi Balimau saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat minang namun dalam prakteknya diwujudkan melalui acara makan bersama yang dilakukan di lingkungan masjid. Sebagaimana yang dapat dijumpai di kampung saya sendiri.

Balimau dalam wujud mandi atau membersihkan diri dapat dilakukan oleh setiap orang di rumah masing-masing. Setelah dirinya bersih maka waktunya untuk pergi makan bersama.

Acara makan bersama yang dilakukan di lingkungan masjid yang dianggap oleh masyarakat di kampung saya sebagai tradisi Balimau, tetap bisa dianggap sebagai kegiatan yang positif dan tetap mengandung nilai-nilai kebaikan.

Acara Balimau dalam wujud makan bersama tersebut bisa menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial antar warga masyarakat, seperti dapat memperkuat rasa kebersamaan, solidaritas, dan persaudaraan di antara anggota masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun