Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengenal Long Distance Parenting Secara "Single Parent"

28 Desember 2022   22:39 Diperbarui: 29 Desember 2022   04:59 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelaksanaan long distance parenting secara single parent yang dilakukan ayah pada buah hati (Thinkstockphotos via Kompas.com)

Padahal di usianya yang sudah 3 tahun ini, anak jelas akan membutuhkan asupan nutrisi dan gizi yang mencukupi agar proses tumbuh kembangnya tidak terhambat.

Alhamdulillah, kini anak kami sudah tidak minum susu formula lagi. Secara otomatis maka selama di kampung, lebih berselera dan memiliki nafsu makan yang cukup baik dan membanggakan orang tua.

2. Mencapai keberhasilan toilet training.

Pada usia 3 tahun ini tentu anak sudah harus bisa mengamalkan toilet training. Anak sudah harus mampu mengomunikasikan hasrat buang air kecil maupun buang air besar kepada orang tuanya.

Sebelumnya dalam proses toilet training ini anak saya masih suka ngompol sembarangan bahkan buang air besar di sembarang tempat secara diam-diam.

Tapi dengan dilakukannya long distance parenting ini, sekarang anak saya selalu memberitahukan kepada saya apabila hendak buang air kecil maupun buang air besar ke toilet atau kamar mandi.

3. Mampu berinteraksi dengan kerabat di kampung.

Hal menguntungkan dari pelaksanaan long distance parenting ini adalah anak akan belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik kepada semua anggota keluarga di kampung. 


Anak saya selama di kampung ini bisa bermain dan berinteraksi dengan sepupu yang hampir seumuran dengannya, bagaimana memperlakukan adik sepupu dan kakak-kakaknya, berinteraksi dengan paman, bibi, nenek, bahkan dengan para tetangga di kampung.

Hal ini tentu akan sangat baik dalam proses pembentukan karakter percaya diri bagi anak.

Jika anak bisa bersikap percaya diri tentu ia juga akan mampu mengutamakan apa yang ia rasakan kepada orang-orang di sekitarnya.

Ini suasana anak bermain mobil-mobilan ketika terjebak kemacetan (foto Akbar Pitopang)
Ini suasana anak bermain mobil-mobilan ketika terjebak kemacetan (foto Akbar Pitopang)

4. Mengelola tantangan ketika melakukan perjalanan bersama anak.

Karena saat ini masih dalam suasana liburan, maka saya senantiasa mengajak anak untuk jalan-jalan.

Beberapa hari yang lalu pun saya mengajak anak keliling Sumatera Barat dengan rute; Kabupaten 50 Kota - Payakumbuh - Tanah Datar - Padang Panjang - Pariaman - Padang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun