Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menangani ASI Tersumbat yang Membahayakan Ibu dan Bayi

9 Oktober 2022   03:00 Diperbarui: 9 Agustus 2023   00:14 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu menyusui bayi.| Unsplash/Hanna Balan via Kompas.com

Memberikan ASI kepada bayi adalah sebuah momentum penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi berjalan dengan sempurna.

Kandungan gizi yang terdapat dalam ASI tidak hanya sekadar menjadi makanan biasa yang dibutuhkan bayi ketika lapar, namun juga merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuh bayi dari segala aspek baik fisik maupun mental.

Ibarat sebuah pohon, jika ia tidak disiram dengan air yang mengandung unsur hara yang diperlukan maka tentu pohon tersebut tidak akan berbuah. batang, dan rantingnya pun akan kerdil. Serta daun dan akar tidak mampu menahan terjangan.

Maka seperti itulah bayi, di mana ASI eksklusif akan membantu bayi tumbuh dan berkembang dengan sehat. ASI mampu memberikan tameng bagi bayi untuk menangkal beragam penyakit. Sistem imunitas bayi akan terbangun dengan baik dan kuat untuk menangkal radikal yang akan memengaruhi kesehatan tubuhnya.

ASI juga akan menjadikan nutrisi penting bagi otak bayi sehingga dengan ASI yang terpenuhi dengan baik akan mampu menjadikan bayi atau menjadi pintar lantaran sel-sel syaraf pada otaknya dapat berkembang dengan stimulasi dari sumber nutrisi perangsang yang berasal dari ASI.

Pada intinya, bahwa ASI merupakan hak anak. sehingga bagaimana pun caranya orangtua wajib mengusahakan segala hal demi memberikan kesempatan bayi tumbuh dan berkembang dengan asupan dan nutrisi penting yang berasal dari ASI.

Pemberian ASI eksklusif (Foto Shutterstock via Kompas.com)
Pemberian ASI eksklusif (Foto Shutterstock via Kompas.com)

Para orangtua perlu memahami hal penting ini, karena memang di luar sana masih saja ada ibu yang hanya mau melahirkan anaknya tapi keberatan untuk menyusui dengan berbagai alasan yang hanya mengarah pada indikasi sikap tidak bertanggung jawab oknum orang tua yang bersangkutan.

Untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif --- untuk bayi usia 0 sampai 6 bulan --- maka perlu support system dan dukungan dari berbagai pihak seperti mertua, keluarga, saudara, dan tentunya yang paling mendasar adalah dukungan dari sang ayah.

Para ayah siaga perlu diedukasi agar mereka dapat mendukung istrinya sevara konsisten agar mau menyusui bayi minimal hingga usia 6 bulan yang mana merupakan masa penting pemberian ASI eksklusif.

Walaupun yang menyusui adalah istri, tapi dengan adanya dukungan dan support system dari suami maka proses menyusui bayi ini menjadi momen berharga yang patut untuk diperjuangkan secara bersama-sama.

Bagi penulis sendiri menganggap bahwa pemberian ASI ini adalah suatu hal yang sangat penting dan tidak boleh dianggap sepele.

Bahkan semenjak masih lajang pun penulis sudah membekali diri dengan literasi terkait pentingnya pemberian ASI kepada bayi sebagai bekal dan referensi sebelum menjadi seorang ayah.

Pentingnya dukungan ayah untuk ibu di masa menyusui (ilustrasi via alodokter.com)
Pentingnya dukungan ayah untuk ibu di masa menyusui (ilustrasi via alodokter.com)

Oleh sebab itu, penulis sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan secara penuh kepada istri untuk memberikan ASI eksklusif kepada buah hati kami.

Dengan adanya komitmen tersebut, maka tentu kami berusaha dengan maksimal agar istri dapat memproduksi ASI yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan bayi.

Untuk mencapai itu semua tidaklah mudah. mungkin bagi sebagian ibu menyusui diluar sana tidak ada kendala berarti yang dihadapi di masa pemberian ASI ini.

Namun berbeda dengan kondisi yang dialami oleh istri kami yang pada awalnya sempat hampir mengalami pembekuan ASI.

What? Pembekuan ASI? Beneran gak tuh?

Ya iya lah bener banget loh!

Jadi, ketika istri sudah kembali berada di rumah pasca melahirkan di rumah sakit, istri sempat mengeluh kesakitan di bagian dada.

Berbarengan dengan rasa sakit tersebut juga mengakibatkan istri menjadi meriang. Suhu panas tubuhnya meningkat drastis.

Pada saat itu, ada mertua yang menemani istri semenjak masa persalinan. melihat kondisi demikian, mertua menyampaikan bahwa kemungkinan besar terjadi peradangan akibat ASI yang tak tersalurkan.

Penumpukan ASI ini ketika dibiarkan dapat mengakibatkan salurannya menjadi mengeras atau membatu. Pada akhirnya kondisi tersebut dapat menyebabkan operasi.

Ketika mengetahui kondisi demikian, sebagai suami siaga kami langsung berusaha keras mencari solusi guna menangani kondisi tersebut tanpa harus dilakukan tindakan medis seperti operasi.

Saat itu, ibu mertua menyarankan untuk dikompres menggunakan nasi hangat yang dibalut menggunakan kain. Gunanya agar saluran ASI dapat bekerja normal kembali. 

Namun cara tersebut belum membuah hasil yang maksimal, istri masih kesakitan dan meriang tingkat tinggi.

Ibu mertua sempat mengatakan bahwa dulu juga ada tetangga yang mengalami hal yang sama. Rasa sakit yang dialami itu layaknya sebuah rasa sakit yang tak tertahankan. 

Diibaratkan bahwa ketika seorang ibu menyusui sambil menanggung rasa sakit di dadanya, ia tak sadar bahwa bayinya sudah terlepas dari gendongan. Seperti itulah rasa sakit yang tak tertahankan dari kondisi pengerasan saluran ASI ketika kondisinya sudah sangat parah.

Kondisi penggumpalan ASI ini juga dapat menyebabkan benjolan hingga berakhir seperti bisul.

Ramuan herbal seduhan bawang putih dapat menetralisir sumbatan saluran ASI yang menggumpal (foto via mommypotamus.com)
Ramuan herbal seduhan bawang putih dapat menetralisir sumbatan saluran ASI yang menggumpal (foto via mommypotamus.com)

Dalam suasana yang sangat mengkhawatirkan tersebut, kami teringat bahwa beberapa hari sebelumnya ada postingan dari fanpage Dr. Zaidul Akbar untuk mengobati kondisi serupa yang dialami istri.

Yakni, dengan pengobatan secara herbal. Bahan yang digunakan sangat simpel yaitu bawang putih.

Bawang putih dipotong-potong ukuran kecil lalu direndam dalam air hangat (diseduh) dan didiamkan hingga beberapa jam.

Misalnya diseduh malam, maka di pagi hari sudah bisa diminum. diseduh pagi, siang sudah bisa diminum. maka begitulah seterusnya.

Ajaibnya, ternyata ramuan tersebut sangat berkhasiat. Dengan rutin dan konsisten mengkonsumsi ramuan seduhan bawang putih tersebut, pada hari berikutnya langsung menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Sehingga dalam waktu beberapa hari kemudian kondisi istri sudah kembali membaik. Rasa sakit dan perih di bagian dada saat menyusui bayinya sudah berangsur menghilang.

Bisa disimpulkan pengobatan dengan cara herbal tersebut sangat ampuh dan bisa dijadikan rekomendasi guna menangani kondisi serupa.

Mengapa kami berani mengambil langkah penanganan dengan cara seperti itu. Lantaran informasi ini disampaikan awalnya oleh seorang yang berprofesi sebagai dokter.

Selain dengan cara meminum ramuan herbal, cara pemulihannya dibarengi dengan melakukan pemijatan, menyusi dan memompa ASI lebih sering, mengompres bagian yang bengkak, mencukupi kebutuhan cairan bagi si ibu menyusui, serta memenuhi kebutuhan waktu tidur yang dibutuhkan ibu di masa menyusui buah hati.

Selain itu tentu dengan berdoa kepada Allah SWT agar kondisi si ibu dapat kembali pulih dan dapat melanjutkan tugas mulia untuk menyusui bayinya.

Demikianlah secuil pengalaman menangani kondisi langka yang bisa dialami oleh seorang ibu yang baru melahirkan.

Semoga informasi ini bermanfaat. Kalau ada kasus serupa, maka bisa memberikan gambaran tentang bagaimana langkah awal menanganinya.

Tentu dibutuhkan tindak lanjut penanganan dari dokter ketika kondisi dibutuhkan.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun