Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hari Anak Nasional: Momentum Kolaborasi Melindungi Anak Pasca Pandemi

23 Juli 2022   00:46 Diperbarui: 25 Juli 2022   08:36 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas memperingati Hari Anak Nasional 2022 dengan melaksanakan kegiatan bermain ceria dan menyenangkan di Kampung Adat Waerebo (KOMPAS.COM/DOK KOMUNITAS MOMANG ANAK MANGGARAI)

Pada tanggal 23 Juli 2022 ini bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional. Tema yang diusung kali ini adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".

Tema yang sangat luar biasa dampaknya di kemudian hari jika anak-anak Indonesia sebagai generasi bangsa benar-benar dilindungi oleh semua pihak.

Tapi, ini masih menjadi PR bagi kita bersama. Jelang momen peringatan Hari Anak Nasional ini, terjadi kasus bullying yang pelakunya masih duduk di bangku SD.

Kembali lagi semua pihak sangat menyayangkan mengapa kasus seperti itu masih terus terjadi. 

Namun, kita jangan asal memperdebatkan kasus bullying ini terus terjadi. Hal yang perlu kita telaah secara bersama adalah apa sebenarnya faktor yang melatar belakangi terjadinya kasus tersebut. sekaligus kita mencari solusi dan jalan keluar atas satu permasalahan kompleks yang terus menghantui anak-anak bangsa di negeri ini.

Kita awali penelusuran dengan mundur ke belakang di masa-masa pandemi melanda seluruh belahan bumi ini.

Sejak masa awal memasuki 2019 yang lalu, pandemi Covid-19 ikut melanda negeri ini.

Segala aspek yang menyangkut hajat hidup umat manusia terdampak oleh adanya pandemi ini.

Semua bidang dari sendi kehidupan manusia benar-benar merasakan ganasnya pengaruh pandemi yang telah terjadi.

Tidak hanya bidang kesehatan yang mengalami dampak buruk dari adanya pandemi, tapi bidang lainnya seperti dunia kerja, sosial budaya, ekonomi dan bisnis, dunia usaha, pariwisata, hingga dunia pendidikan.

Selaku pelaku utama yang menjalankan tugas untuk mengajar dan melakukan transfer ilmu  pengetahuan kepada peserta didik, kami merasakan betul bagaimana pandemi ikut memporak-porandakan dunia pendidikan. Lingkungan sekolah menjadi sangat sunyi.

Untuk sementara waktu proses pendidikan dilakukan dirumah karena anak atau murid ikut dilarang untuk beraktivitas di luar ruangan atau diluar rumah untuk menghindari dampak buruk adanya pandemi.

Pandemi tetap berlanjut, dunia pendidikan pun tidak mau mengalah dengan kondisi pelik yang tengah terjadi.

Dunia pendidikan di indonesia bertransformasi secara nyata dengan adanya penetrasi yang apik antara aksesibilitas perangkat handphone dengan jaringan internet.

Sejurus kemudian kita menyebut proses belajar mengajar dilakukan secara daring (dalam jaringan).

Kita semua menjadi begitu familiar dengan istilah Belajar Dari Rumah (BDR), pembelajaran daring, kelas online, digitalisasi pendidikan, dan sebagainya.

Proses belajar mengajar melibatkan guru, murid serta orang tua yang dihubungkan secara jarak jauh atau virtual. Guru dan murid berjumpa melalui saluran video call atau secara video conference. 

Akhirnya, dunia pendidikan dapat terus eksis melancarkan aksinya mencerdaskan kehidupan anak bangsa.

Proses pembelajaran daring yang telah dilakukan selama pandemi, jelas telah memberikan efek yang luar biasa bagi murid tentang bagaimana mereka mengalami proses transfer ilmu dengan gaya baru yang menarik dan itu semua sebuah catatan khusus terhadap dunia pendidikan yang semakin maju.

Pengalaman mengikuti pembelajaran daring berguna bagi murid untuk semakin merangsang ide-ide kreatif mereka yang terstimulasi oleh TIK. 

Sisi lain dari pandemi terhadap dunia pendidikan, murid dianggap harus sudah paham tentang pengapikasian dan akselerasi pendidikan berbasis digital guna mendukung prinsip long life education, pembelajaran bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun bahkan pandemi melanda sekalipun.

Kini, dunia telah berangsur pulih dari dampak pandemi. Begitu pula dengan dunia pendidikan yang telah kembali membuka akses untuk Siswa mengikuti proses pembelajaran di ruang kelas melalui tatap muka secara langsung.

Dunia pendidikan kembali bergulir seperti sedia kala sebagaimana keadaan sebelum adanya pandemi.

Kurikulum pun ikut berganti dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Secara garis besar Kurikulum Merdeka ini dihadirkan guna memerdekakan siswa.

Baru saja dunia pendidikan mencoba memulihkan keadaan, tapi kasus teranyar terkait bullying yang dilakukan anak SD ini kembali membuat dunia pendidikan di Indonesia merasa sangat berduka.

Padahal sekolah terus berupaya mengusahakan yang terbaik untuk murid dapat disiapkan menjadi generasi impian di masa depan.

Selaku guru, tugas mulia yang telah kami lakukan selama ini berupa mengajar ilmu pengetahuan serta mendidik karakter murid, memanusiakan manusia.

Tidak hanya otak yang diasah, tapi karakter murid terus dipertajam dengan pengamalan sikap-sikap positif yang dicita-citakan berguna bagi kehidupan sosial kemasyarakatan murid di masa mendatang.

Di sekolah, para murid dibimbing untuk belajar dengan gaya kolaboratif melalui diskusi atau pembelajaran berbasis problem based learning untuk menanamkan sikap kerjasama antar murid dalam memecahkan suatu masalah.

Murid yang berasal dari berbagai latar belakang seperti suku, ras, agama, dan lainnya terus dibina untuk dapat menerapkan sikap toleransi di antara mereka.

Sudah sebegitu luar biasa upaya yang telah dilakukan oleh guru di sekolah dalam mendidik karakter murid-muridnya. 

Lalu, mengapa kasus seperti bullying tersebut masih saja terus terjadi? Satu hal yang menjadi perhatian kami sebagai guru adalah cara bullying yang telah berada di level yang berbeda dari sebelumnya. Dimana aksi bullying ini dilakukan pula dengan merekam aksi bullying dan menyebarkannya ke media sosial.

Bullying ala anak SD ternyata telah berada pada level atas karena dilancarkan bersama perangkat handphone dan media sosial.

Lalu kemudian banyak pihak seperti mengkambing hitamkan pendidikan karena dianggap telah gagal mendidik murid-muridnya.

Seakan-akan menutup mata terhadap upaya membangun karakter murid yang telah dimaksimalkan oleh para pendidik selama ini.

Sedangkan perangkat handphone yang dipakai oleh murid dalam bullying tadi jelas berasal dari orang tua yang telah mengizinkan anaknya mengakses perangkat alat komunikasi tersebut.

Asumsi kami adalah telah terjadi kelalaian dari pihak orang tua yang telah gagal mengawasi penggunaan handphone oleh anak yang dominan diakses ketika telah berada di lingkungan rumah atau tempat tinggal mereka.

Ketika murid telah kembali kerumah masing-masing, lalu orang tua membolehkan anaknya mengakses perangkat handphone, apakah tetap guru yang akan terus mengawasi para murid padahal mereka telah berada dirumah?

Jika pertanyaannya seperti itu, maka tidak pantas bagi beberapa pihak untuk terus menyalahkan dunia pendidikan.

Sungguh, kita semua selayaknya tidak ada yang yang saling memojokkan. Lantas yang seharusnya dilakukan adalah saling berjibaku menangani masalah yang sangat krusial ini.

Sebagai upaya menanggulangi permasalahan ini maka semua pihak punya peranan dan tugasnya masing-masing. 

Berikut dibawah ini bentuk kolaborasi yang yang bisa dilakukan oleh semua pihak untuk melindungi anak secara bersama.

1. Guru dan pihak sekolah berusaha untuk terus memaksimalkan tugas membina karakter dan moral murid-muridnya. upaya yang telah dilakukan selama ini hendaknya terus dikembangkan sehingga murid dapat terus disadarkan dengan penanaman nilai-nilai dalam pembentukan karakter pancasila.

2. Orang tua perlu untuk lebih ketat lagi mengontrol dan mengawasi penggunaan handphone oleh anak ketika anak sudah berada di lingkungan rumah atau tempat tinggalnya. perlu ada aturan yang disepakati antara orang tua dan anak dalam penggunaan handphone. Karena anak zaman sekarang sudah hebat dan mahir menggunakan handphone, maka upaya yang bisa dilakukan para orang tua adalah dengan  mengawasi dan memaksimalkan peran dalam pola asuh atau parenting.

3. Masyarakat juga harus bijak menanggapi permasalahan yang menyangkut moral bangsa. Sebenarnya, karakter murid yang tercipta selama ini juga dipengaruhi oleh tren yang terjadi di tengah masyarakat. Kini, sangat mudah sekali bagi berbagai kalangan untuk menjadi viral. Konten bullying yang dilakukan anak sd tadi bisa saja efek dari keinginan untuk ikut viral, karena semua demi konten. Oleh sebab itu, berbagai lapisan masyarakat dapat menyebarkan nilai-nilai kebajikan yang sangat penting diajarkan kepada anak yang berguna sekali dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

4. Pemerintah dapat terus mengkampanyekan cara efektif penggunaan handphone dan segala perangkat yang awalnya dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran sehingga anak-anak dapat terhindar dari perilaku menyimpang atau penyalahgunaan fasilitas gadget yang ada. berbagai sektor dari sendi kehidupan bangsa dapat dimaksimalkan fungsinya oleh pemerintah dalam menyongsong era society 5.0. Dimana pemanfaatan teknologi menitikberatkan peran manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial dan segala tantangan yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan realitas di kehidupan nyata.

Memang penting bagi kita semua untuk terus melindungi anak, sebagai upaya untuk memajukan Indonesia. 

Karena anak-anak yang ada saat ini akan menjadi generasi yang akan membangun dan memajukan negeri ini di kemudian hari.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun