Kabar baiknya, ujian kalkulus kali ini bersifat open book. Setidaknya itu membuat hati sedikit tenang. Aku tidak perlu menghafal semua rumus, cukup memahami cara menerapkannya. Meski begitu, tetap saja ujian adalah ujian - selalu ada ketegangan kecil di setiap awalnya.
Dari semua pengalaman selama UTS ini, aku menyadari satu hal yakni ujian dalam perkuliahan kini tidak lagi berwujud tumpukan soal dan pengawasan ketat. Dunia kampus perlahan beralih menjadi ruang pembelajaran yang lebih lentur. Di satu sisi, perubahan ini memberi kebebasan; di sisi lain, menuntut kedewasaan.
Tanpa pengawas dan tanpa batas waktu yang kaku, ujian justru berubah menjadi pengujian diri, apakah kita mampu jujur pada proses belajar sendiri? Apakah kita mengerjakan sesuatu karena kewajiban, atau karena memang ingin tahu dan memahami?
UTS kali ini mungkin tampak ringan, tapi menyimpan makna mendalam. Bahwa dunia perkuliahan bukan semata-mata tentang mengukur kemampuan akademik, melainkan melatih kesabaran, tanggung jawab, dan kemampuan bekerja sama. Di sinilah ujian sebenarnya berlangsung, bukan di kertas ujian, melainkan dalam keseharian kita sebagai mahasiswa.
Kita diuji ketika harus menyeimbangkan waktu antara proyek dan kehidupan pribadi. Kita diuji ketika dituntut tetap produktif tanpa pengawasan. Kita diuji ketika harus menjaga semangat di tengah kejenuhan. Semua itu adalah bentuk ujian yang tidak pernah tercatat di nilai akhir, tapi menentukan bagaimana kita tumbuh sebagai individu.
Mungkin memang sudah saatnya kita mengubah cara pandang terhadap ujian. Nilai hanyalah angka, tapi pengalaman adalah pembentuk karakter. Dunia kampus bukan tempat mencari angka tertinggi, melainkan tempat menemukan cara berpikir dan cara hidup yang lebih bijak.
Maka, di balik segala tugas-tugas kuliah, deadline, dan ujian daring, ada pelajaran yang lebih besar dari sekadar soal dan rumus. Walhasil, kehidupan di kampus mengajarkan kita sesuatu yang sederhana namun mendalam: bukan tentang seberapa tinggi nilai yang kita dapat, tetapi seberapa matang kita belajar menghadapi tantangan.
Dan mungkin, di situlah inti dari sebuah Ujian Tengah Semester yang sebenarnya, ujian yang mengajarkan kita untuk hidup, bukan hanya untuk lulus. (Akbar)*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI