Bentuk kegiatannya sangat beragam. Ada kelas yang menampilkan tarian daerah. Ada yang membuat pertunjukan pencak silat, menyanyi, hingga membuat pameran hasil produk kerajinan tangan.
Setiap kelas bebas memilih sesuai kemampuan dan kekompakan masing-masing. Semua itu diberi peringkat untuk yang menampilkan hasilnya yang paling bagus dan kompak.
Kelas kami memutuskan untuk menampilkan pertunjukan tarian tradisional yang dibawakan oleh beberapa siswi dikelasku. Selain itu sisanya, kami juga memilih untuk membuat proyek usaha menengah kecil dan mikro (UMKM), yaitu menjual es kopi Cappuccino buatan sendiri.
Kelas kami mendapat peringkat keempat dari semua kelas yang ikut serta. Bukan posisi tertinggi, tapi kami bangga karena telah berusaha maksimal. Es kopi cappuccino yang kami jual tidak semunya terjual. Meskipun begitu sisanya kami nikmati bersama-sama setelah acaranya selesai.
Dari pengalaman itu, aku belajar bahwa pelajaran tidak selalu harus ada di dalam buku. Melalui P5, aku menyadari pentingnya kerja tim, manajemen waktu, dan bagaimana menghadapi tantangan nyata.
Berikut adalah salah satu video mata pelajaran P5 yang aku posting di Akun Youtube pribadi saat semester 3 atau kelas 2 SMK:
Kesimpulannya, Mata pelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bukan sekadar produk atau lomba, tapi tentang pembentukan karakter, keberanian mencoba, dan belajar berproses. (Akbar)*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI