Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Sosial dan Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia adalah makhluk yang bertanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Perspektif Sosial dan Rekayasa Budaya

5 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 5 Maret 2021   14:42 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

*Pendidikan Perspektif Sosial*

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pendidikan dalam perspektif sosial adalah alat untuk mencapai kedudukan tertinggi dalam masyarakat. Masyarakat percaya bahwa melalui pendidikan manusia bisa sejahtera hidupnya. Masyarakat menilai bahwa seseorang yang sudah menempuh pendidikan dapat hidup layak dalam masyarakat. Namun faktanya menunjukan justeru bertolak belakang dengan kenyataan, tidak sedikit banyak orang yang lulusan sarjana tidak menjadi apa-apa. Nah kenyataan ini menimbulkan perspektif baru cara pandang masyarakat terhadap pendidikan terutama kepercayaan terhadap pendidikan. 

Kepercayaan sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat menyekolahkan anak-anaknya salah satunya karena atas dasar kepercayaan. Percaya bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi masa depan anak-anaknya. Namun kini kepercayaan itu mulai luntur, hal ini disebabkan oleh beberapa pengalaman yang memberikan persepsi bahwa pendidikan telah gagal. Sebetulnya tidak sepenuhnya bahwa pendidikan hari ini gagal, yang salah adalah adalah pola pikir masyarakat yang mengukur kesuksesan dari materi. Memang tidak bisa kita dipungkiri bahwa materi adalah memang ukuran kesuksesan hingga saat ini. 

Masyarakat sadar bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya ukuran untuk mencapai kedudukan tertinggi. Masyarakat menilai bahwa ada ukuran lain yang menjadi penentu seseorang berada pada tingkat startifikasi sosial di masyarakat. Hal ini relevan bahwa benar jika ukuran stratifikasi sosial masyarakat bukan hanya pendidikan tetapi ada ukuran kekayaan, dan kekuasaan disamping pendidikan. Inilah yang kita namakan sebagai stratifikasi sosial masyarakat yang penjadi Perspektif masyarakat. 

Pada akhirnya masyarakat kita lebih mendukung anak-anaknya untuk bekerja atau menjadi urbanisasi di Jakarta. Masyarakat menganggap bahwa pendidikan tidak jauh berbeda agar ia suskes, belum lagi masyarakat melihat beberapa sarjana yang nganggur dan dianggap tidak jauh bedanya dengan anak yang tidak kuliah. 

*Pendidikan Perspektif Rekayasa Budaya*

Dalam hal ini pendidikan dipandang sebagai rekyasa manusia modern disamping negara dan institusi-institusi lainnya. Pendidikan disususun berdasarkan kepentingan negara artinya dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan dari politik terutama aktor yang memiliki kebijakan. 

Sebagai rekayasa budaya pendidikan dikembangkan dengan membentuk lingkungan belajar yang di dalamnya terdapat sebuah manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan yang memuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tetapi pendidikan masih terjebak dalam ruang lingkup yang terbatas dan masih teoritis belum menyentuh hal-hal kontekstual. Oleh karena itu pendidikan perlu diarahkan kepada hal-hal yang sifatnya kontekstual yang menyangkut kehidupan atau lingkungan masyarakat itu sendiri. 

Asumsi pendidikan gagal dapat dikatakan benar adanya jika pendidikan merupakan hasil rekayasa sosial. Pendidikan yang diberikan patokan waktu seperti SD 6 tahun, SMP 3 tahun SMA/SMK 3 tahun dan Perguruan Tinggi 4 barangkali tidak bisa menjadi jaminan pula bahwa ketika seseorang selesai  menempuh pendidikan kompetensi nya juga tercapai. Hal 

Meskipun demikian, lembaga pendidikan sebagai rekayasa sosial, bukan hanya sekolah melainkan banyak hal seperti organisasi kemasyarakatan, komunitas serta lembaga-lembaga lain yang memiliki kajian khsusu di dalamnya sebagai wadah bertukar pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun