Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Iya Micin Itu Jahat?

16 Februari 2022   09:31 Diperbarui: 16 Februari 2022   09:36 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenis-jenis rasa (ilustrasi: umamiinfo.com)

Kemungkinan besar teman-teman pembaca pernah mendengar atau membaca kata-kata ejekan "generasi micin" untuk menyebut generasi muda yang gak kreatif, yang daya pikirnya lemah alias bodoh, atau menyebut seseorang kebanyakan makan micin karena telmi, lemot.

Kemungkinan besar juga sering membaca bahwa micin tidak baik bagi kesehatan di seabrek-abrek artikel gaya hidup sehat. Selain itu, bebas micin sering dijadiin frasa iklan untuk menaikkan citra sehat produk-produk makanan tertentu.

Micin sudah puluhan tahun mengalami demonisation, dijadikan sebagai momok jahat bagi kesehatan.

Dituding sebagai biang kerok penyebab obesitas, sakit kepala, sakit perut, mual, badan lemah, rasa tegang di bagian belakang leher, jantung berdebar-debar, radang tenggorokan, bahkan dituduh sebagai penyebab kanker dan degradasi kemampuan otak. Produk yang menjadi pemicu lahirnya istilah Chinese Restaurant Syndrom.

Citra negatif tersebut tersebar luas di berbagai jenis media hingga tertanam begitu dalam di benak masyarakat umum. Padahal, sebenarnya micin itu tidak jahat, tidak berifat toksik bagi kesehatan.

MSG

Micin atau vetsin adalah sebutan umum untuk Mono Sodium Glutamate (MSG). Produk yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa berbagai jenis makanan.

MSG pertama kali ditemukan pada tahun 1909 oleh Profesor Kimia Imperial University of Tokyo, Kikunae Ikeda.

Beberapa tahun sebelumnya, Ikeda kuliah di Leizig University of Germany. Pada saat itu, ia kagum dengan kualitas gizi masyarakat Jerman. Sehingga timbul hasrat Ikeda yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas gizi plus rasa makanan rakyat Jepang. Iapun mencoba berbagai jenis makanan khas Jerman, seperti olahan daging, asparagus dan keju.

Ketika Ikeda kembali ke negerinya, ia tiba-tiba menyadari adanya suatu rasa khas dalam masakan konbu dashi istrinya, yaitu sup tahu yang diolah dengan rumput laut dari jenis alga cokelat. Rasa khas yang mengingatkannya pada rasa berbagai makanan ketika ia di Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun