Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Alasan Ilmiah Mengapa Pilkada Tahun Ini Sebaiknya Ditunda

24 September 2020   06:01 Diperbarui: 24 September 2020   18:19 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Pada bulan Mei 2020, dalam sebuah tulisan saya mencoba membuat prediksi bahwa masa puncak krisis pandemi Covid-19 di negara kita akan terjadi antara bulan September dengan Desember tahun ini.

Prediksi yang berdasarkan perkembangan kasus, karakteristik virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, dinamika lingkungan atau pola cuaca tahunan yang diolah oleh BMKG Indonesia dan dari pola pandemi Spanish Flu yang terjadi seabad yang lalu.

Pada bulan April yang lalu, Center for Infectious Disease Research and Policy (CIDRAP), University of Minnesota, mempublikasikan tiga skenario pola perkembangan atau gelombang pandemi dalam rentang waktu dua tahun.

Bentuk polanya sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama oleh faktor upaya pencegahan penularan, upaya penanggulangan dampak (mitigasi), tingkat aktivitas sosial populasi yang terdampak, karakteristik biologis penyebab pandemi dan dinamika cuaca.

Jika dilihat dari pola grafik perkembangan kasus di negara kita semenjak bulan Maret hingga bulan ini, jelas sekali kita berada di skenario yang kedua. Sampai sekarang belum ada terbentuk gelombang-gelombang yang menonjol. Sama sekali belum ada tanda-tanda pelandaian atau penurunan.

Perkembangan Pandemi Covid-19 di Indonesia (KawalCovid di twitter)
Perkembangan Pandemi Covid-19 di Indonesia (KawalCovid di twitter)
Kita masih berada dalam satu gelombang awal yang semakin hari terus semakin membesar secara signifikan.

Kemungkinan besar, pola pandemi yang sedang kita hadapi akan mirip dengan pola gelombang pandemi Spanish Flu.

Faktor penyebabnya yaitu upaya pencegahan dan penanggulangan pemerintahan kita yang tidak total all out.

Terus terang saya cenderung menyepakatinya, karena hal tersebut tidak memungkinkan dari sisi perekonomian.

Faktor berikutnya adalah dinamika cuaca. Kemarin BMKG Indonesia memberitakan supaya kita mewaspadai cuaca yang ekstrim selama masa pancaroba yang sudah mulai berlangsung saat ini juga.

Beberapa bulan yang lalu saya pernah membuat tulisan yang relatif panjang mengenai pengaruh cuaca terhadap pola wabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun