Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik kepada lingkungan alam dan lingkungan sosial dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Persiapkan Diri Menghadapi Gelombang Kedua Covid-19

19 Mei 2020   11:41 Diperbarui: 19 Mei 2020   11:40 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: National Museum of Health and Medicine/Universal History Archive-Universal Images Group.

Secara akademis, terjadinya sejumlah gelombang yang merupakan visualisasi grafik fluktuasi data kasus dalam peristiwa wabah adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

Ya, termasuk pandemi Covid-19.

Namun, dampaknya bisa ditekan serendah mungkin atau bisa diminimalisir dengan manajemen resiko yang baik oleh pihak yang berwenang dan oleh diri kita sendiri jauh hari sebelum masa kejadiannya.

Gelombang kedua, ketiga, dst hingga wabah bisa dieradikasi (dimusnahkan) merupakan sifat alamiah wabah yang sifatnya baru. Jumlah yang terinfeksi dan yang meninggal dalam gelombang kedua biasanya naik dengan drastis.

Dalam kasus pandemi Influenza pada tahun 1918-1919 yang sering juga disebut dengan Spanish Flu, jumlah kematian pada gelombang kedua, lima kali lipat dari gelombang pertama.

Secara total, sebanyak 500 juta orang yang terinfeksi (sepertiga dari jumlah penduduk dunia pada saat itu). Yang meninggal sebanyak 50 juta orang. Semuanya terjadi dalam rentang waktu 12 bulan. Pandemi yang sangat bersejarah ini disebabkan oleh virus H1N1 Influenza (Jeffery KT & David M.M. Emerg Infect Dis. 2006).

Sementara itu, hingga saat ini jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia sebanyak 4.628.903 dan yang meninggal sebanyak 312.009 (WHO, 18 Mei 2020).

Gelombang Kedua, Kapan?

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap perkembangan wabah besar ini semenjak Januari 2020 yang lalu. Telah menelaah sekian banyak jurnal penelitian dan artikel sains terbaru terkait virus SARS-CoV-2 dan Covid-19, intuisiku mengatakan bahwa dari Januari hingga Juli 2020 nanti adalah fase "penyebaran dan penanaman benih", khususnya di Indonesia.

Situasi dan kondisinya yang "hanya gini-gini aja", terasa tidak seseram yang dibayangkan oleh sebagian orang. Sikon yang membuat sebagiannya lagi menganggap bahwa Covid-19 tidak begitu berbahaya dan menyikapinya dengan "slowdown".

Juli hingga September masih juga "gini-gini aja", grafik kasus naik turun, ada lonjakan, menurun lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun