"Beneran ini, gak bohong gue, gue ngerasa, timsesnya Prabowo tidak memberi cukup alasan untuk membuat orang milih dia. Kita bahas ya."
Setelah menyimak bahasannya secara lengkap dan serius melalui chanel Youtube-nya yang berjudul "Gak Ada Alasan Untuk Milih Prabowo", saya akhirnya tertarik juga untuk membahas bahasannya. Kita bahas ya.
Ada beberapa poin yang hendak saya uraikan. Pertama, soal mengapa Pandji berpendapat demikian. Kedua, mengapa Pandji berubah dari pendukung Jokowi menjadi "undecided voter". Ketiga, kondisi kejiwaan yang bagaimana yang sedang dialami oleh Pandji Pragiwaksono.
Pertama.
"Diantara kedua paslon siapa yang lebih terbebani harus punya program?" Menurutnya, Prabowo. Ok, sampai disini saya sepakat, karena untuk mengganti petahana dibutuhkan program baru, program pengganti yang relatif berbeda dan atau program yang sifatnya meng-upgrade program petahana yang telah, sedang atau akan dilaksanakan.
Pandji menganggap bahwa Prabowo dan timnya tidak memiliki program yang jelas dan seharusnya bisa membuktikan bahwa programnya lebih baik daripada program petahana, sehingga layak jadi pengganti.
Tidak memiliki program yang jelas?
Apakah Pandji udah berusaha mencaritahunya terlebih dahulu atau tidak sebelum mengatakan demikian? Sepertinya gak ya. Asbun aja nih Si Pandji. Padahal ada banyak program-program perbaikan dan pembangunan Prabowo-Sandi yang tersebar di dunia maya. Misalnya yang tertera di situs ini, "Setop Kebocoran! Ini 36 Program Ekonomi Prabowo-Sandi."
Jika diringkas betul, dua kata kunci program Paslon 02 ini adalah efektivitas dan efisiensi.
Pembuktian? Apa sih yang dimaksud Pandji dengan pembuktian? Bukankah sesuatu itu terjadi dahulu sehingga ianya bisa jadi bukti. Sementara hasil kerja Prabowo-Sandi belum ada, belum bisa disaksikan. Lha iya, wong mereka belum memperoleh kesempatan untuk melaksanakannya, kan?
Jikalah yang dimaksudkannya pembuktian berdasarkan logika, program-program mereka tidak ada yang muluk-muluk koq. Lebih logis daripada program-program petahana yang sudah jelas terbukti tidak berjalan dengan baik. Contoh utamanya program Revolusi Mental yang berubah menjadi program Revolusi Infrastruktur, itupun banyak bermasalah, manajemen keuangan dan pelaksanaanya sangat layak dipertanyakan.