Namun jika kebutuhan akan pupuk ini mendesak, biasanya toko-toko pertanian ada menjual pupuk hayati ini dalam botolan dengan harga sekitar Rp. 20.000/Liter.
Cara sederhana ini bisa dimanfaatkan oleh koperasi pertanian atau lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah pemerhati kesejahteraan petani, atau bisa juga digunakan untuk skala rumahan atau perorangan dengan cara mengurangi kuantitasnya, misalnya untuk tanaman hias di pekarangan rumah.
A. Proses Produksi Pupuk Hayati
Tahap Pengisolasian Mikroorganisme
- Mengambil satu kg tanah yang berasal dari kedalaman 10-15 cm dari permukaan tanah. Pilih lokasi tanah subur yang bebas dari gangguan manusia, jauh dari pemukiman misalnya dari tanah perkebunan yang terawat dengan baik atau dari hutan yang lebat (Gambar 1 dan 2).
- Tanah tersebut dicampur dengan satu kg daun bambu kering, 5 kg sekam padi dan 2 kg dedak padi, diaduk rata sambil menuangkan air secukupnya,sekitar 5 liter (Gambar 3 dan 4).
- Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah berdiameter 50 cm dengan ketinggian 30 cm. Buat lobang berdiameter 10 cm di tengah-tengah campuran (gambar 5 dan 6).
- Tutup campuran tersebut dan letakkan di tempat yang teduh selama satu bulan. Aduk campuran tersebut 4 hari sekali dan membuat lobang ventilasi baru.
- Proses selesai setelah terbentuknya lapisan serat putih di permukaan campuran (Gambar 7 dan 8).
[caption id="attachment_268631" align="aligncenter" width="314" caption="1"]
Tahap Peningkatan Jumlah Mikroorganisme
- Campuran kering mikroorganisme diaduk rata, kemudian diambil sebanyak 500 gram dan dimasukkan ke dalam jaring plastik (Gambar 9).
- Campur 15 liter molase (produk sampingan dari hasil pengolahan gula tebu) atau 15 kg gula merah cair ke dalam wadah berisi 75 liter air tanah atau sumur yang bersih (Gambar 10 dan 11).
- Masukkan jaring plastik berisi campuran mikroorganisme tersebut ke dalam wadah (Gambar 12).
- Aduk merata secara searah.
- Tutup wadah dan biarkan selama satu bulan di tempat yang teduh.
- Indikator kesuksesan tahap ini adalah larutannya berbau harum, jika berbau busuk berarti prosesnya gagal (Gambar 13).
[caption id="attachment_268640" align="aligncenter" width="314" caption="9"]
B. Proses Produksi Pupuk Hayati Organik
- Satu bagian larutan dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi 10 bagian air yang telah dicampur dengan satu bagian molase. Aduk merata secara searah.
- Masukkan potongan/rajangan daun-daun sayur-sayuran seperti daun singkong atau daun kangkung sebanyak sepertiga wadah, diaduk searah, kemudian ditutup (Gambar 14).
- Biarkan campuran tersebut selama 15 hari di tempat yang teduh (Gambar 15).
[caption id="attachment_268645" align="aligncenter" width="314" caption="14"]
C. Cara Pengaplikasian
- Sekitar 100 ml cairan pupuk dimasukkan ke dalam 20 liter air untuk 40-50 tanaman (Gambar 16).
- Siram ke tanaman dan ke permukaan tanah tempat tanaman tumbuh (Gambar 17).
- Pengaplikasian dilakukan satu kali dalam satu minggu.
- Sebaiknya di awal penggarapan tanaman, diaplikasikan pupuk bokasi atau kompos sebagai pupuk dasar sekitar 500 gram/meter2
[caption id="attachment_268647" align="aligncenter" width="314" caption="16"]