Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, selaras dengan misi Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan..." (QS. An-Nahl: 90).
Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi sarana dakwah kultural, yakni menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam konteks kebangsaan tanpa harus terjebak pada simbolisme agama semata.
Pancasila dan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha membentuk pribadi yang berakhlak mulia, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Dalam perspektif Islam, pendidikan karakter identik dengan pembentukan akhlak (tahdzib al-akhlaq). Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).
Nilai-nilai dalam Pancasila pun dapat menjadi dasar pendidikan karakter:
Sila pertama mendorong religiusitas dan integritas.
Sila kedua menumbuhkan empati, kepedulian, dan penghargaan pada perbedaan.
Sila ketiga membentuk karakter cinta tanah air.
Sila keempat menumbuhkan sifat demokratis dan bijaksana.