Mohon tunggu...
Aji
Aji Mohon Tunggu... Penulis - Cuma Manusia

Rakyat saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Putu dan Saraswati

6 Maret 2021   20:55 Diperbarui: 6 Maret 2021   21:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditepi danau Ubud, Putu rehat sejanak dalam pekerjaannya mencari kayu. Sambil mengkipas-kipas muka dengan kudung campingnya.Tak hayal rambut gondrong yang belum terkucir bertebaran berantakan menggilingi muka dan kepalanya. Sambil  rehat, Putu yang tengah ditepi danau sendiri dan demi menjaga agar dia tidak sendirian, putu mengkidung tembang jawa yaitu Lir ilir.

 Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir

Tak ijo royo-royo 

Tak Sengguh penganten anyar

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro dodotiro kumitire bedahe pinggir

Dondomono jrumatana kanggo seba mengko sore

Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane

Sun suroko suruk hiyo

Gemericik swara air danau yang jernih membuat pikiran Putu pada siang itu terasa sejuk. Bilamana ketenangan, kesunyian, bahkan kedamaian menyeliputi hati Putu. Dalam menikmati alam yang begitu tenang tiba-tiba ada yang teriak  minta tolong. Teriakan minta tolong terdengar sampai telinga Putu, teriakan akan rasa sakit tangan yang begitu lantang terdengar sampai mengalahkan swara gemericik air danau. Segeralah Putu mencari sumber swara teriakan itu. Putu mencari terus mencari sampai ia ketemu. Dan ternyata swara itu adalah swara  perempuan yang terkapar disebelah pohon pinus dekat danau.

Dengan niat memberikan pertolongan, Putu menghampiri perempuan yang kesakitan itu. Lalu, dia menyobek kain bajunya untuk menutupi darah tangannya yang terkena luka. Sambil saling menatap, nama perempuan itu adalah Saraswati. Sosok Perempuan desa bertata rambut rapi, berkebaya, berselendang, dan memakai kamen serta hiasan titik dijidat. Dia berasal dari kampung sebelah, rutinitas kesehariannya adalah mencari tanaman  untuk dijadikan obat   herbal.

Tak lantas perkenalan dahulu yang dilakukan oleh Saraswati kepada Putu beserta tanda terima kasih yang diucapkannya, membuat kagum deg-degan perasaan Putu kala itu.  Pertemuan singkat Putu dan Saraswati membuat para burung yang ada dipohon semua berkicau, nampaknya mereka tahu dan senang dengan pertemuan pertama yang ia saksikan. Dalam pikiran  para burung,mereka sedang menonton bioskop. Nampaknya. 

Hal yang sempat tidak terduga menimpa Putu dalam ucapan Saraswati " semoga kita dipertemukan kembali ya mas".  Sontak harapan iya menimpa kalbu Putu saat itu, Sambil meneruskan bekerja perasaan Putu dipenuhi rasa senang dan haru. Sontak harapan dan do'a Putu hanya pertemuan. Dalam perjalanan pulang Putu seolah masih kepikiran kejadian itu.  Bersambung....

Budaya akan berlanjut pada episode selanjutnya...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun