Ditepi danau Ubud, Putu rehat sejanak dalam pekerjaannya mencari kayu. Sambil mengkipas-kipas muka dengan kudung campingnya.Tak hayal rambut gondrong yang belum terkucir bertebaran berantakan menggilingi muka dan kepalanya. Sambil  rehat, Putu yang tengah ditepi danau sendiri dan demi menjaga agar dia tidak sendirian, putu mengkidung tembang jawa yaitu Lir ilir.
 Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo-royoÂ
Tak Sengguh penganten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumitire bedahe pinggir
Dondomono jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane
Sun suroko suruk hiyo
Gemericik swara air danau yang jernih membuat pikiran Putu pada siang itu terasa sejuk. Bilamana ketenangan, kesunyian, bahkan kedamaian menyeliputi hati Putu. Dalam menikmati alam yang begitu tenang tiba-tiba ada yang teriak  minta tolong. Teriakan minta tolong terdengar sampai telinga Putu, teriakan akan rasa sakit tangan yang begitu lantang terdengar sampai mengalahkan swara gemericik air danau. Segeralah Putu mencari sumber swara teriakan itu. Putu mencari terus mencari sampai ia ketemu. Dan ternyata swara itu adalah swara  perempuan yang terkapar disebelah pohon pinus dekat danau.
Dengan niat memberikan pertolongan, Putu menghampiri perempuan yang kesakitan itu. Lalu, dia menyobek kain bajunya untuk menutupi darah tangannya yang terkena luka. Sambil saling menatap, nama perempuan itu adalah Saraswati. Sosok Perempuan desa bertata rambut rapi, berkebaya, berselendang, dan memakai kamen serta hiasan titik dijidat. Dia berasal dari kampung sebelah, rutinitas kesehariannya adalah mencari tanaman  untuk dijadikan obat  herbal.
Tak lantas perkenalan dahulu yang dilakukan oleh Saraswati kepada Putu beserta tanda terima kasih yang diucapkannya, membuat kagum deg-degan perasaan Putu kala itu.  Pertemuan singkat Putu dan Saraswati membuat para burung yang ada dipohon semua berkicau, nampaknya mereka tahu dan senang dengan pertemuan pertama yang ia saksikan. Dalam pikiran  para burung,mereka sedang menonton bioskop. Nampaknya.Â
Hal yang sempat tidak terduga menimpa Putu dalam ucapan Saraswati " semoga kita dipertemukan kembali ya mas". Â Sontak harapan iya menimpa kalbu Putu saat itu, Sambil meneruskan bekerja perasaan Putu dipenuhi rasa senang dan haru. Sontak harapan dan do'a Putu hanya pertemuan. Dalam perjalanan pulang Putu seolah masih kepikiran kejadian itu. Â Bersambung....
Budaya akan berlanjut pada episode selanjutnya...
Â