c. Jalur prestasi paling banyak 5% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima;
d. Jalur Non Akademik bagi calon peserta didik yang berdomisili di luar zona terdekat dari sekolah dengan alasan khusus paling banyak 5% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.
2) Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota dan berada di perbatasan Daerah dapat menerima calon peserta didik dari luar Daerah paling banyak 10% dari kuota zonasi.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kuota zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Dinas dengan mempertimbangkan kondisi wilayah sekitar sekolah.
Di dalam pasal 2 ayat 2 dijelaskan bahwa ada sekolah yang menerima calon peserta didik baru melalui jalur akademik, jika melalui jalur non akademik calon pesert didik baru diwajibkan untuk melalui seleksi sistem zonasi yang mana dihitung dari jarak antara rumah calon peserta didik dengan sekolah yang dituju. Lalu, Pada pasal 4 dijelaskan bahwa tentang alur dari sistem zonasi, kuota untuk calon peserta didik baru paling sedikit 50% dan 20% untuk keluarga yang ekonomi menengah kebawah atau keluarga yang kurang mampu, tetapi untuk kuota normal yang diberikan untuk sistem zonasi 90%, lalu 5% diberikan untuk jalur prestasi dari total jumlah keseluruhan, untuk jalur non akademik calon peserta didik baru yang berdomisili diluar zona terdekat dari sekolah dengan alasan khusus diberikan 5% oleh pemerintah, untuk kuota normal calon peserta didik baru yang berada diperbatasan daerah diberikan kuota sebesar 10% dari total jumlah keseluruhan.
Evaluasi
Berdasarkan evaluasi dengan kriteria 90% zonasi, kuota zonasi 90% inilah yang menjadi polemik dikalangan masyarakat khususnya , masyarakat yang ingin mendaftarkan anaknya di sekolah. Dengan kriteria tersebut prestasi dalam bidang akademik menjadi merasa kurang diperhitungkan atau kurang dihargai. Menurut masyarakat Bandung khususnya yang mendaftarkan anaknya mengatakan, bahwa di dalam sistem zonasi pada tahun ajaran 2018/2019 ini menyebabkan anak-anak yang kurang mampu dalam hal ekonomi namun menjuarai dalam prestasi tidak dapat diterima disekolah SMP Negeri manapun karena jangkauan jarak rumahnya dengan sekolah terlampau jauh, sementara untuk kuota sekolah terdekat dari rumahnya sudah terisi penuh oleh calon peserta didik baru jalur zonasi.
Solusi
Solusinya adalah perbaiki sistem PPDB zonasi, untuk kuota zonasi jangan sampai 90% kalau bisa dikasih kuota hanya 50% saja biar adil. Lalu juga, perbaiki kualitas sekolah agar sesuai dengan standar nasional, agar masyarakat tidak perlu kelimpungan memilih sekolah favorit jika kualitas sekolah semua sama.
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat.