Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Pertumbuhan Ekonomi" Cuma Isapan Jempol?

27 November 2012   00:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:38 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi : www.investor.co.id

[caption id="" align="aligncenter" width="315" caption="illustrasi : www.investor.co.id"][/caption] Entah parameter apa yang digunakan pemerintah sehingga berani mengklaim bahwa pertumbuhan Ekonomi negara ini termasuk yang terbaik dibandingkan beberapa negara lain, karena secara bodoh saya melihat, pertumbuhan ekonomi akan sangat berpengaruh pada income perkapita masyarakat, tapi pada kenyataannnya tidaklah demikian. Dalam mengukur tingkat kemiskinan pun juga demikian, sehingga menurunnya angka kemiskinan versi pemerintah sangat berbeda dengan kenyataan yang ada. Apakah ini cuma sekedar untuk menyenangkan hati masyarakat, atau juga cuma sekedar untuk memperlihatkan kinerja pemerintah, agar pemerintah bisa dianggap bekerja sudah maksimal. Pertumbuhan ekonomi yang baik seharusnya juga dibarengi menurunnya tingkat korupsi, karena kalau pertumbuhan ekonomi baik, dan korupsi juga meningkat terus bukankah itu artinya sama juga bohong. Sekarang saja untuk mengatasi dan mengatur BBM saja pemerintah begitu susah, subsidi BBM malah lebih menguntugkan orang-orang yang berpunya, sehingga lagi-lagi hal ini menyebabkan ketimpangan sosial. Untuk apa pemerintah berbangga-bangga bicara tentang pertumbuhan ekonomi kalau efeknya tidak untuk kesejahteraan rakyat. Apakah siasat ini hanya agar memperoleh apresiasi dari negara-negara asing, atau jangan-jangan pertumbuhan ekonomi ini hanya isu yang ditiupkan oleh negara Donatur, agar pemerintah ini terlena, dan terus meningkatkan pinjaman dan Hutang negara. Meningkatnya iklim investasi sangat mungkin akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, itu kalau pengelolaannya dengan benar, tapi kalau investornya cuma mau menang sendiri, dan mau untung sendiri, itu sama halnya dengan membuka peluang penjajajahan ekonomi secara perlahan-lahan. Soal adu pintar antara pejabat pengemban kebijakan dengan investor, jelas kita sudah kalah mental, karena sebagai negara penerima kita sangat mudah untuk ditekan, belum lagi jika pejabat pengemban kebijakannya bermental korup. Kelangkaan BBM sudah didepan mata, begitu juga kelangkaan daging sapi sudah pula mendera bangsa ini, lantas apa yang kita banggakan dengan pertumbuhan ekonomi yang didengungkan pemerintah, bisa jadi pertumbuhan ekonomi yang menjadi jualan pejabat negara disetiap pidayonya hanyalah isapan jempol belaka. Pertumbuhan ekonomi seharusnya sesuai dengan realita yang ada, bukanlah sekedar hitungan matematika.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun