Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Terasing di Negeri Sendiri

22 Juli 2019   20:49 Diperbarui: 22 Juli 2019   20:51 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa iya bangsa ini sudah semakin kehilangan kepribadian, sehingga tidak memiliki sikap sama sekali terhadap masuknya Budaya Asing. Memang proses akulturasi itu tidak bisa dihindari, namun sebagai bangsa penerima tetaplah kita harus memiliki sikap untuk membendungnya.

Tentang hal ini penulis mau menceritakan sebuah pengalaman, yang menurut penulis ini sebuah pengalaman tentang sebuah keterasingan dinegeri sendiri. Iyakan aneh, kok penulis yang hidup dan dilahirkan ditanah air Indonesia, tiba-tiba merasa terasing dinegeri sendiri.

Ceritanya begini, tapi sebelumnya penulis ingin mengatakan bahwa artikel ini bukan ingin membicarakan tentang Sara, tapi ini semata-mata ingin membicarakan tentang proteksi sebuah bangsa terhadap proses akulturasi, bagaimana sikap sebuah bangsa dalam menerima desakan pengaruh Budaya Asing, sehingga menghilangkan Identitas Nasional.

Hari Minggu, (20/7) kemarin penulis sekeluarga mengunjungi sebuah Mall dibilangan Jakarta Pusat. Sampai di Mall kebetulan waktunya makan Malam. Setelah cucu dan ibunya menuju kearena bermain anak-anak, dilantai atas Mall, penulis dan isteri pun mencoba mencari pusat Kuliner dilantai Yang Sama dengan arena bermain.

Penulis keliling mencari Kuliner Indonesia, tidak satupun dilantai tersebut ada restoran yang menyajikan Kuliner Indonesia. Secara disain arsitektur sendir atmosfirnya sudah berbeda sekali, sehingga penulis benar-benar merasa Asing berada di Mall tersebut.

Ternyata dilantai itu sepertinya khusus menyajikan aneka masakan khas Korea, Jepang, Taiwan, Tiongkok, bahkan masakan Vietnam. Bayangkan area Mall Yang segitu luas isinya Kuliner Asing, dan pengunjungnya juga penuh, luar biasa sekali.

Apa iya bangsa ini sudah mengubah selera lidahnya, sehingga sampai segitunya tidak lagi ingin menyediakan Kuliner kebanggaan bangsanya. Apakah seperti itu kebijakan yang diterapkan pengelola Mall dan Pemerintah daerah setempat, khususnya Dinas Pariwisata dalam mengatur regulasinya.

Akhirnya penulis naik satu lantai, yang katanya ada Kuliner Indonesia. Ternyata dilantai atas tersebut tidak banyak pilihan masakan Indonesia, dan pada akhirnya penulis masuk ke sebuah restoran yang menyajikan masakan Indonesia. Terlepas dari selera atau tidaknya, penulis tetap pesan dan santap saja, karena mau memilih yang lain juga sudah keburu lapar.

Inilah faktanya saat ini, bahwa kita tidak lagi menghargai dengan apa yang kita miliki, kita sudah seperti sebuah bangsa yang kehilangan Identitas budaya. Kita lebih memilih menjadi "Orang Asing" dinegeri sendiri, dan sangat bangga menyantap masakan Asing ketimbang masakan khas negeri sendiri.

Jarang sekali kita melihat Identitas bangsa ini di pusat-pusat perbelanjaan di negeri ini, sehingga kadang-kadang kita merasa lebih bangga dengan Identitas asing yang tersebar hampir disemua Pusat perbelanjaan, lewat merek-merek produk terkenal yang mengidentifikasi Gengsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun