Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gadis Penghuni Kamar Sebelah

12 Juni 2019   19:39 Diperbarui: 12 Juni 2019   19:43 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: PicsArt design by Ajinatha

Hujan baru saja reda saat sore menjelang malam. Dengan tergesa-gesa Bruce memasuki sebuah losmen yang berada diujung Desa. Sebuah Losmen yang sederhana namun artistik, Bruce menuju ke resepsionis memesan sebuah kamar ukuran standard sebuah losmen.

"Ada kamar kosong.."

"Ada mas.. kebetulan hanya tersisa 2 kamar.."

"Ok..saya pesan 1 kamar..ada kamar Mandi didalam kan ya.."

"Ada mas.."

Jawaban resepsionis losmen itu dengan ekspresi yang datar saja, Bruce segera meminta kunci kamar, dan langsung menuju kesebuh tangga kayu yang sudah sedikit rapuh. Resepsionis losmen pun mengiringi Bruce, dan membawa ransel dan tas peralatan kamera Bruce.

"Memang ada berapa kamar dilosmen ini Kang.."

"36 kamar mas.."

"Yang 34 kamar itu terisi semua.."

"Ya kebetulan sekarang lagi pakansi.."

"Apa itu pakansi.."

"Hari libur.."

"Yang mana kamar buat Saya.."

"Itu yang paling pojok.."

"Kok gelap banget ya.."

"Disini memang gitu mas..penerangan seadanya.."

"Kalo yang satunya lagi sebelah mana.."

"Persis sebelah kamar yang mas sewa..tapi itu sudah ada yang pesan.."

Bruce setengah kecewa, namun gak ada pilihan lain, dia harus menginap di losmen satu-satunya yang dia temui didesa tersebut. Tugas jurnalistiknya harus meliput objek pariwisata yang ada didesa Bonjol Kulon.

***
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Suasana didepan losmen begitu sepi. Losmen diujung desa tersebut secara established sangat temaram. Tidak ada aktivitas dilosmen yang kamarnya hanya tersisa satu dari 36 kamar yang ada.

Bahkan resepsionis yang mendampingi Bruce tadipun sudah tidak terlihat batang hidungnya. Sementara Bruce masih membersihkan kamar losmen yang penuh debu. Bruce mendengar ada suara seseorang bersenandung. Pelan-pelan Bruce mencoba mencari tahu. Meraba-raba dinding losmen yang terbuat dari kayu yang sudah mulai rapuh. Namun tak ada celah sama sekali buat mengintip.

Bruce keluar kamar menuju pintu kamar sebelah. Pelan-pelan Bruce membuka gagang pintu, ternyata pintu tidak dikunci. Bruce membuka pintu perlahan-lahan, dia mengintip menuju arah suara senandung yang didengarnya. Bruce melihat seorang gadis yang sedang bermain lampu-lampu diatas tempat tidur sambil terus bersenandung.

Bruce kembali kekamarnya untuk mengambil kamera, lampu kamar Bruce berkedip-kedip hidup mati. Bruce merogoh tas kameranya dan mengambil sebuah kamera foto wartawannya, kembali menuju kamar sebelah. Bruce kembali mengintip kedalam kamar, baru saja mau melongok kedalam, tiba-tiba seekor kelelawar yang cukup besar merangsek kearah pintu yang terbuka, Bruce segera masuk, kamar itu kosong. Bruce terus masuk mencari tahu, kamar yang begitu temaram membuat Bruce ragu untuk terus masuk, Bruce kembali keluar kamar.

Bruce Berlari kearah tangga, menuruni tangga yang mulai rapuh tersebut secara perlahan. Sampai dibawah, Bruce menuju meja resepsionis, namun tidak ada satu orang pun disana. Bruce semakin panik, ada perasaan aneh mulai menghinggap dalam pikirannya, dia menuju keluar losmen, kearah jalan didepan losmen. Suasana begitu sepi dan gelap. Tidak Ada satupun orang yang lewat.

Bruce terus berlari kearah jalan yang menuju perumahan penduduk. Seorang bapak yang baru keluar dari sebuah mushalla dihampiri Bruce.

"Maaf Pak..Saya mau Tanya.."

"Ya Ada apa.."

"Bapak tahu Losmen yang ada diujung Desa sana.."

"Gak Ada Losmen didesa sini den.."

"Loh Pak Saya sendiri ketemu sama penjaganya dan Saya diantar kekamar yang saya Sewa.."

"Aden salah barangkali.."

Belum sempat Bruce menjawab, bapak itu ngeloyor pergi. Bruce berusaha untuk memanggil bapak tersebut, tapi bapak itu sudah menghilang. Bruce benar-benar frustasi..dia merasa tersasar didesa siluman.

Bruce kembali menuju kearah Losmen, sesampainya didepan tempat Losmen tempat dia nginap, dia begitu kaget Karena disana tidak ada bangunan sama sekali, hanya ada sebuah pemakaman Umum yang tidak begitu luas, namun terlihat sangat angler. 

Bruce melihat tas ranselnya ada didepan pemakaman tersebut, buru-buru diambilnya dan segera berlalu dari tempat itu. Dengan pikirannya berkecamuk Bruce jadi teringat omongan resepsionis tadi, dia betul-betul bersyukur belum sempat tidur di Losmen itu, kalau saja dia tertidur, entah apa Yang terjadi dengan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun