Perlu Mewaspadai Situasi Pasca Pemilu 2019

Mempersiapkan kondisi Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg), yang bersih, jujur, adil dan Aman, bukan saja tanggung jawab Pemerintah, tapi juga tanggung jawab Partai Politik dan masyarakat secara umum. 

Namun, mewaspadai situasi setelah Pilpres dan Pileg, jauh lebih Penting, karena pada situasi ini pastinya ada pihak yang puas terhadap hasilnya, tentu saja juga ada yang tidak puas.

Mempersoalkan kredibilitas Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebagai penyelenggara Pemilu, adalah akar permasalahan yang harus dicermati, dan harus diselesaikan sebelum Pemilu serentak dilaksanakan. 

Pra-kondisi terhadap kekisruhan penyelenggaraan Pemilu sudah mulai mengemuka, persoalan ini kalau tidak cepat diatasi, akan menjadi duri dalam Pemilu.

Viralnya hoaks 7 kontainer Surat suara yang sudah tercoblos, tidak terlepas dari skenario pra-kondisi paska Pemilu. Upaya pihak-pihak yang ingin mendelegitimasi KPU pun juga merupakan pra-kondisi yang sengaja diciptakan.

Sebagai masyarakat tentunya kita selalu berharap penyelenggaraan Pemilu dan paska penyelenggaraan, berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan. Lain halnya dengan pihak-pihak tertentu, yang tidak siap menerima hasil Pemilu, tentunya sudah merancang semua strategi, termasuk juga memboikot hasil Pilpres 2019.

Indikasi kearah sana sudah di pra-kondisikan sejak sekarang, untuk dijadikan alasan bahwa, Pemilu yang diselenggarakan tidak jujur dan Adil, KPU dan Bawaslu dianggap tidak bekerja sesuai dengan yang diamanatkan rakyat.

Sangat perlu diwaspadai oleh berbagai pihak, khususnya penangguhan jawab keamanan negara. Monitoring setiap gerakan yang berusaha mendelegitimasi KPU dan Bawaslu, haruslah dilakukan secara intensif. Membaca tanda-tanda pra-kondisikan situasi paska Pemilu sangatlah penting, sebagai bentuk antisipasi pencegahan lebih dini.

Penulis sangat yakin, kedua kubu yang ikut dalam kontestasi Pilpres tidaklah ingin Pemilu berakhir dengan kekacauan, tapi situasi akhir-akhir ini terbilang sangat mencemaskan. Sangat dikuatirkan, situasi yang mengarah pada perpecahan bangsa itu dimanfaatkan pihak ketiga, untuk kepentingannya.