Orde Baru itu Nyata, Orde Baru itu memang pernah ada. Berbagai persepsi masyarakat tentang Orde Baru, itu adalah hal yang biasa. Ada yang suka, dan ada juga yang tidak suka. Itu adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri.
Anda ingin Orde Baru kembali berkuasa,? Pilihlah Prabowo-Sandi. Itu kata Titiek Soeharto, seorang pewaris kekayaan penguasa Orde Baru. Tidak bisa juga dibilang bahwa Kekuasaan Orde Baru itu membawa kelimpahan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, karena tidak semua menikmatinya.
Pernah swasembada pangan, itu benar, meskipun hanya sekejab saja. Tapi tidak bisa juga dipungkiri, Indonesia pernah merasakan seperti dijajah bangsa sendiri, di mana Demokrasi dikebiri sesuai dengan keinginan penguasa, banyak bidang usaha yang dimonopoli oleh anak penguasa. Itu juga kenyataan yang penuh manipulasi.
Membicarakan kekurangan dan kelebihan sebuah rezim, itu adalah hal yang biasa. Pewaris sebuah rezim pasti akan memuji habis-habisan Kekuasaan orang tuanya. Sebaliknya, yang merasakan kepahitan selama Kekuasaan rezim tersebut, akan membicarakan sisi buruk dari rezim tersebut.
Seorang pemimpin yang membiarkan anak-anaknya mengambil kesempatan berbisnis, dengan memanfaatkan fasilitas negara dengan seenaknya, bukanlah seorang pemimpin yang bijaksana. Bahkan anak-anaknya lebih ditakuti ketimbang ayahnya sendiri, padahal ayahnya seorang kepala negara.
Kepemimpinan seperti itukah yang ingin kita teladani? Apakah dengan mengembalikan era Kepemimpinan Soeharto lewat tangan Prabowo, kita ingin mengalami keadaan yang sama selama Masa Orde Baru? Tentu tidak, Keledai yang bodoh saja tidak ingin jatuh kelobang yang sama, masak iya Kita lebih bodoh dari keledai, yang mau kembali ke jaman Orde Baru.
Sudah menjadi hal yang biasa, setiap rezim pasti menganggap Paling mensejahterakan masyarakatnya. Tapi realitas sejarah juga adalah catatan yang tidak bisa dihapus begitu saja. Masak iya kita mau kembali mengalami jaman penculikan aktivis demokrasi, hanya karena berani menentang Pemerintah.
Masak iya kita mau menyerahkan kekayaan sumber daya alam kepada pihak asing, hanya untuk memperkaya rezim yang berkuasa. Masyarakat yang sudah melek Politik, bukanlah lagi masyarakat di era Orde Baru, yang tidak bisa melek Politik hanya karena takut kepada penguasa.