Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Agama adalah Budaya?

16 April 2021   23:55 Diperbarui: 23 Juli 2022   05:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepic/Pexels

Pada suatu malam saya berkunjung kesebuah kedai senior saya, yang biasa dikunjungi oleh teman-teman kampus saya. Kita berdiskusi panjang – turut menguras mental memang, tetapi saya menikmati diskusi hal-hal tersebut.

Mereka menurut saya cukup paham akan hukum-hukum agama, tidak seperti saya yang selalu menggunakan logika dalam berpikir, walaupun logika saya tidak cukup baik nilainya. Dalam diskusi panjang itu bagi saya yang menarik adalah ketika membahas tentang “Agama adalah budaya”.

Disitu logika saya memberontak, bagaimana bisa agama adalah budaya ? Begini logikanya :

  • Kita tau bahwa budaya merupakan hasil dari olah pikir dan olah rasa dari akal budi
  • Jika agama abrahimik adalah budaya,
  • maka agama abrahimik adalah hasil olah pikir dan olah rasa akal budi

Itu sangat bertentangan dengan pemahaman saya, bahwa agama bersumber dari sang pencipta. Perihal agama membawa implikasi budaya setempat maupun sedikit mengambil referensi dari representasi budaya setempat ya itu urusan lain, itu bukan berarti bahwa agama adalah budaya.

Kekecohan-kekecohan ini sering sekali muncul, – teguk dulu kopi dan hisap rokok mu, santai, rileks saja, tidak usah tegang.

Dari pernyataan bahwa agama (studi kasus agama islam) bersumber dari sang pencipta bagaimana membuktikannya ? Kita lihat dulu, siapa yang membawa pesan agama ini ? Apakah dapat divalidasi ? Bagaimana membuktikannya ?

Sebelum kita membahas, kita definisikan dulu agama islam ini, agama islam adalah sebuah ajaran yang berisikan nilai-nilai hidup menembar rahmat dan cinta pada makhluk untuk dapat kembali ke-alam asali yaitu surga. Isi ajaran tersebut terkandung dalam kitab suci yaitu Al Qur’an.

Apakah Al Qur’an itu benar ? Kita lihat dari siapa yang membawa Al Qur’an ini. Al Qur’an merupakan firman Tuhan yang diberikan kepada nabi Muhammad yang pada saat itu ditulis di kulit-kulit binatang, batu, maupun pelepah kurma; secara singkat Al Qur’an diwartakan atau dibawa oleh nabi Muhammad.

Kita lihat siapa yang membawa, apakah ia seorang pendusta dan pembohong ? Nabi Muhammad dikabarkan oleh firman Tuhan dan divalidasi oleh para sahabat, ahlul bait, ulama, ustadz dan kita sendiri memiliki sifat siddiq, amanah bahkan diakui juga oleh pamannya yang bukan beragama islam. Argumennya begini :

  • Menurut umat islam, Al Qur’an Benar firman Tuhan;
  • Jika yang membawa dan mewartakan adalah bukan orang yang Jujur (Siddiq) dan Amanah maka Al Qur’an firman palsu;
  • Nabi Muhammad mendapat predikat bersifat Jujur (Siddiq) dan Amanah dari lawan politiknya
  • Oleh sebab itu umat islam benar bahwa Al Qur’an adalah firman Tuhan.

Argumen ini dibangun dengan modus ponens.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun