Mohon tunggu...
Hari Aji Rahmat P
Hari Aji Rahmat P Mohon Tunggu... Guru SMK

Bapak dari Ibrahim wa Musa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis

6 November 2012   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:52 3937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1375428576436757811

Oleh: Hari Aji al Jatimi

[caption id="attachment_278986" align="alignnone" width="275" caption="Rujak Petis Ngawi"][/caption]

Jika ada puisi dengan judul“Antara Karawang - Bekasi”….maka kali ini saya sengaja memberi judul,………”Antara Gado-Gado, Lotek, Pecel, dan Rujak Petis”…..”kagak nyambung ya Jek”…he..he, itu mah suka-suka saya dong,….lha wong saya yang punya rumah….. “PEACE”

He..he………..Ok..jangan terbawa esmosi mari sama-sama langsung saja kita ke TKP (Tempat KulinerPrikitiewww)

Sobat,

antara gado-gado, lotek, pecel, dan rujak petis….hmmmm, bagi saya semuanya enak, semuanya saya suka….semuanya sama-sama ada unsur kacangnya……., semuanya sama-sama kaya sayur, dan pastinya semuanya sama-sama sehat n’ murah meriah “.

Oh ya…,bagi sobat yang tinggal di Jawa Tengah mungkin agak asing ya dengan kuliner yang namanya rujak petis,….begitu pula bagi sobat yang tinggal di Jawa Timur mungkin kalian asing juga dengan kuliner lotek…..keterasingan kalian terasa wajar, dan saya sempat alami juga.

Dulu waktu awal-awal kuliah saya pernah diajak teman makan saat itu saya diajak mengunjungi warung lotek paling terkenal di sekitar kampus UNS, “Warung Lotek Bu Warni namanya”. Waktu itu saya sempat bingung,….dan menggumam dalam hati “panganan opo ki, jenenge kok aneh temen”….aha ternyata setelah dimakan…wuiiiih lumayan seger juga mirip dengan rasa pecel, namun bedanya hanya pada cara pengolahan….dari sisi pengolahan lotek cenderung lebih segar dibandingkan pecel.

Kalau pecel, sambal biasanya sudah jadi, tinggal guyur pakai air hangatdan campur-campur dengan sayur. Sedangkan lotekcara meramu sambal kacang agak beda, dari sisi ini lotek lebih menonjolkan rasa kencur dan sedikit unsur terasi (berbeda dengan pecel yang tidak pake terasi), semua bahan bumbu pada lotek baru diulek ketika ada pelanggan yang pesen, tentunya ini beda dengan sambal pecel yang semiinstan.

Dulu di awal kuliah saya memang asing dengan makanan lotek namun sekarang justru ceritanya beda. Ketika lama saya tinggal di Solo, saya kadang pingin makan kuliner khas Jatim, yakni rujak petis. Enam tahun sudah tinggal di Solo. Belum pernah sekalipun saya melihat ada orang yang menjual rujak petis. Dan dari sini saya menyimpulkan bahwa, “mungkin” memang orang Jawa Tengah “terutama Solo” memang tidak mengenal yang namanya rujak petis. Padahal rasa kuliner ini bener-bener maknyyuuus. Perpaduan kacang, petis, lombok bawang goreng, dan sedikit irisan pisang klutuk mentah (sebagai pengental dan pemberi aroma sedikit sepat) wuiiiih benar-benar menggugah selera. Dan dari segi rasa saya lebih suka rujak petis daripada lotek.

Oh ya Sobat, lotek, pecel, dan rujak petis sudah dibahas, namun ada satu yang nggak boleh ditinggal,….ya dialah “gado-gado”.

Gado-gado seperti ketiga kuliner di atas, kesemuanya memiliki kesamaan dari segi penggunaan bumbu kacang. Hanya saja gado-gado pengolahan sambal kacang masih ditambah dengan santan, gula merah, dan beberapa lembar daun salam. Dari segi kekuatan rasa gado-gado memang cenderung lebih soft, dalam artian lebih lembut sebab penggunaan campuran santan gula merah secara otomatis sedikit mengurangi rasa pedas yang biasa kita temui pada kuliner pecel, lotek, dan rujak petis. Gado-gado pun saya rasa lebih familier bagi masyarakat indonesia berbeda dengan lotek, pecel, atau pun rujak petis.

Mungkin sedikit ini yang dapat saya share pada sobat kompasiana, jika masih penasaran silakan nyoba sendiri, dengan duit sendiri…….!!! :D

>

>

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun