Mohon tunggu...
Aji Cahyono
Aji Cahyono Mohon Tunggu... Jurnalis - Islamic Education, Politic International Relationship, Middle East Region, Philosopher

Saya di lahirkan dari cinta, oleh cinta, dan untuk cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Degradasi Penerapan Pancasila? Mari Berbenah

31 Agustus 2019   11:05 Diperbarui: 31 Agustus 2019   12:46 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jadi tidak dapat di pungkiri bahwasanya Agama juga sebagai acuan yang mendasar dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara yang dapat mengatur masyarakat Indonesia. dan juga sepatutnya dijadikan contoh bagi negara lain apabila ingin belajar ke Indonesia tentang Pancasila.

Dalam sejarah "agama-agama dunia", kita mengakui lima agama atau sistem pengaturan diri yang diatur secara keagamaan yang akan menerima banyak pengakuan dosa dari para pengikutnya. 

Bahkan dalam setiap agama di temukan bahwa dalam sebuah perubahan strata yang menemukan secara  social  menjadi hal yang sangat urgent. Bahkan agama didesak dalam pengaruh yang jauh diatas perilaku kehidupan dari strata yang heterogen. Sehingga manusia juga mengupayakan dalam interpretasi Agama dalam kehidupan.

Seringkali muncul di berbagai media online bahwasanya Indonesia dalam posisi terancam dalam kenegaraan dikarenakan ada isu yang muncul mengenai kelompok Islam ekstrem kekananan yang ingin mengganti sistem demokrasi Pancasila menjadi sistem khilafah. 

Dalam statement tersebut membuat sontak masyarakat yang mendukung ideologi Pancasila dan meminimalisir pelaku ekstrem tersebut. Karena dapat memecah belah keberadaan bangsa Indonesia yang pluralisme atau multikuluralisme.

Pancasila merupakan ideologi yang di buat atas dasar kegentingan bangsa yang semakin mendesak. Sehingga Pancasila di gagas untuk menyatukan dari suatu perbedaan. Dalam sejarah bangsa Indonesia, terjadi perubahan nama pada perumusan Pancasila di sila pertama yang sebelumnya "Ketuhanan yang menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" menjadi "Ketuhanan yang maha Esa" pada siding BPUPKI pada tanggal 29 Juni 1945. 


Di karenakan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia bukan hanya satu golongan Agama saja, melainkan banyak golongan Agama baik Kristen, Katolik, Hindu maupun Budha.

Dalam konteks millennial, pemuda Indonesia terjadi degradasi dalam pemahaman Religius. Contoh realita dalam kenakalan remaja yang merajalela, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat lain. Sehingga kultur yang di bangun dengan mengedepankan prinsip akhlak mahmudah semakin berkurang. 

Oleh karena itu, maka seyogyanya pendidikan baik dalam lingkungan religius baik di lingkngan Kalangan pesantren, sepaputnya perlu juga mengkaji Agama melalui nilai luhur Pancasila sehingga sadar dengan pentingnya menanamkan Pancasila sebagai banteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Seperti halnya Hadratussyaikh KH. Hasjim Asjari (salah satu pendiri Nadhatul Ulama) menuturkan bahwa "Hubbul Wathan minal Iman" (Cinta tanah air sebagian dari Iman).

Dalam konsep Firman Tuhan mengatur bahwasanya manusia sejatinya diciptakan di bumi Indonesia sebagai manifestasi memberikan kebermanfaat terhadap manusia lain, merawat dan melestarikan alam sehingga dapat di nikmati oleh manusia lain. Kemurkaan Tuhan melihat hamba-Nya yang berkhianat adalah manusia yang akalnya menyerupai hewan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun