Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Sehat untuk Introspeksi

13 Desember 2019   13:20 Diperbarui: 13 Desember 2019   16:20 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Hallosehat.com

Memang benar kalau dikatakan kenal terhadap diri sendiri itu adalah manifestasi dari mengenal Tuhan. Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri, dan jujur pada diri sendiri, sangat mungkin dia tidak mengenal Tuhan. Tidak mengenal Tuhan maka cenderung menjadi manusia jumawa.

Saya senang sekali seolah-olah menjadi orang kaya, sehingga sampai setengah mati saya merekayasa penampilan agar terlihat seperti orang kaya. Padahal orang yang kaya sesungguhnya bukanlah seperti orang kaya, karena dia tidak perlu harus seperti orang kaya.

Kadang saya juga merasa seperti orang yang paling sukses, sikap dan perilaku saya pun dikamuflase biar terlihat seperti orang sukses, memakasakan diri membeli mobil bermerek terkenal, meskipun membeli dengan cara menyicil. Pada faktanya, hal-hal seperti itu malah membuat saya tersiksa, karena kenyataan hidupi tidak bisa dibohongi.

Pernah juga saya seolah-olah menjadi sosok orang penting, meskipun pada kenyataannya keberadaan saya gak penting-penting amat, tanpa saya pun semua pekerjaan bisa berjalan sesuai dengan semestinya. Perasaan-perasaan seperti itulah perlahan-lahan yang membunuh eksistensi saya.

Kadang-kadang saya seperti orang yang paling alim di dunia, kata-kata bijak penuh nasihat mengalir begitu saja dari mulut saya, sehingga semua orang menganggap saya benar-benar bijak, padahal setiap kata-kata yang diucapkan tidaklah sama perilaku dan perbuatan saya.

Saya lupa kalau Tuhan itu sangatlah berkuasa, DIA bisa membolak-balikkan hati manusia, dan keadaan sesuai dengan keinginannya. Manusia yang lupa diri memang perlu diingatkan-Nya dengan sangat keras, agar manusia sadar bahwa dirinya tidak mempunyai daya upaya apapun tanpa Tuhan yang maha berkuasa.

Lihatlah orang-orang yang kaya sesungguhnya, orang-orang yang sukses sesungguhnya, mereka begitu humble, sederhana dalam penampilan, hidup sangat bersahaja, begitulah cara mereka menikmati hidup. Bahkan mereka tidak lagi berpikir tentang bagaimana hidup mereka, mereka sudah berpikir bagaimana menghidupi orang lain.

Sementara saya yang saat itu seolah-olah kaya, cuma sibuk berpikir tentang diri sendiri, bagaimana berusaha mengumpulkan harta dan kekayaan, padahal yang seperti itu tidak lah dibawa mati, hanya amal kebaikan yang akan dibawa mati. Inilah yang membuat saya akhirnya senang mentertawakan diri, hidup saya yang saat itu penuh dengan seolah-olah, hidup tidak realistis, penuh kepura-puraan.

Mentertawakan diri sendiri itu menurut saya adalah cara terbaik untuk introspeksi, tanpa perlu merasa rendah diri. Itulah cara terbaik untuk jujur pada diri sendiri, dan menjadi diri sendiri. Tidak perlu hidup harus seperti orang lain, karena setiap orang hidup sesuai dengan suratan tangan dan kerja kerasnya.

Menertawakan diri adalah cara untuk menghindar dari menertawai hidup orang lain. Karena memang tidak ada yang pantas kita tertawai dari orang lain, dengan menertawakan diri sendiri kita menjadi tahu kelebihan orang lain, dan kekurangan diri sendiri. Inilah cara terbaik untuk membangun sikap rendah hati.

Hidup dengan penuh kepura-puraan, dan tidak menjadi diri sendiri sangatlah melelahkan. Karena apa yang dilakukan butuh biaya yang besar, kadang harus memaksakan diri agar terlihat mampu, padahal kondisi sesungguhnya sangat jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun