Resesi, istilah resesi tampaknya lebih condong ke dalam masalah ekonomi di buktikan dengan pencarian kata "Resesi" dalam pencarian google yang muncul adalah resesi tentang ekonomi dengan pengertian yaitu suatu kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut, yang diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.
Jika istilah "Resesi Seks" diartikan merupakan suatu keengganan seseorang atau suatu pasangan untuk memiliki anak, lalu kita hubungkan dengan banyaknya konsumen untuk membeli suatu produk dalam sebuah pasar. Apa yang terjadi?
Secara sederhana, dapat kita jelaskan hal tersebut akan mempengaruhi jumlah penjualan suatu produk, memberikan dampak pada produsen yang akan mendapatkan sedikit keuntungan dan bisa menjadikan suatu nilai barang akan menurun.Â
Kerugian akan dialami oleh produsen, namun tidak dengan konsumen yang mana hal ini akan menjadikan jumlah barang suatu produk mengalami peningkatan sedangkan jumlah pembelian menurun, sehingga produsen untuk meningkatkan jumlah penjualan terpaksa menurunkan nilai barang, atau usaha yang lainnya untuk meningkatkan jumlah penjualannya.
Secara makro, pengangguran yang diakibatkan dari dampak jumlah lapangan kerja yang tidak bertambah jumlahnya namun jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat.Â
Resesi seks, tentunya sedikit banyak dapat mengatasi jumlah angkatan kerja yang belum bekerja atau mencari kerja akan menurun. Tentunya akan sedikit meringankan beban pemerintah mengenai masalah pengangguran yang tidak pernah habis isunya.
Hal tersebut juga berimbas pada persaingan antar anak bangsa dalam mencari kerja akan sedikit menurun. Peningkatan kelas sosial atau derajat hidup suatu masyarakat akan sedikit banyak mengalami kemudahan dalam mencapainya. Juga masalah pendidikan, banyak orang yang mengatakan "Ingin masuk ke suatu universitas negeri ternama, kenapa jumlahnya harus dibatasi ?"
Banyak calon mahasiswa yang frustasi tentang masalah ini, kenapa masuk dalam perguruan tinggi negeri, fasilitas negara, kenapa harus pilih-pilih, hanya yang rajin/ pintar/beruntung yang dapat masuk ke dalamnya.
Tentunya karena perguruan tinggi tersebut tidak dapat menampung jumlah yang banyak; dari keterbatasan fasilitas, gedung, tenaga pendidik, serta yang lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi penerapan kuota atau jumlah mahasiswa di suatu perguruan tinggi, sehingga terjadi persaingan yang sengit serta ketimpangan tak pernah habis masalahnya. Ini bukan masalah optimis atau pesimis, namun kalo kita dimudahkan kenapa ingin disulitkan ?
Dari penjelasan diatas, kita diantarkan pada suatu bentuk keseimbangan dalam kehidupan. Khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup; tingkat stres, kelelahan, depresi, serta sejenisnya dalam kehidupan masyarakat sedikit banyak akan mengalami penurunan dengan mudahnya mendapatkan pemenuhan akan kebutuhan hidup.