Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Kerja

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Resesi Seks dan Keseimbangan Hidup

20 Desember 2022   17:49 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:38 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pria akan memiliki peran ganda, yakni sebagai suami dari sang istri, serta ayah dari anak-anaknya.(Freepik/tirachardz)

Hubungan Resesi Seks dengan Generasi Now

pexels.com/ cottonbro studio
pexels.com/ cottonbro studio

Berbicara mengenai hubungan resesi seks dengan generasi sekarang ini, terdapat beberapa hal yang menarik. Di mana dengan kemajuan teknologi serta informasi, menjadikan suatu pemahaman dari beberapa kelompok kalangan ini yang dikatakan menjadi lebih luas serta tidak begitu mementingkan dalam hal jalinan rumah tangga yang kompleks tersebut.

Ada seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa, generasi sekarang ini khususnya pada kelas sosial menengah mengalami banyak kemajuan, memiliki keinginan untuk mengubah suatu tatanan masyarakat, sehingga sedikit banyak memberikan dampak positif untuk kemajuan suatu bangsa. Tentunya hal ini sangat positif, yang mana kesadaran menjadi lebih luas, sehingga dapat menghindari konflik-konflik yang tidak diinginkan di suatu masyarakat.

Dengan menyiapkan diri yang sebaik-baiknya untuk jalinan suatu rumah tangga atau memiliki buah hati tentunya menjadikan suatu dampak positif, yang mana akan menjadikan suatu bentuk peningkatan kualitas suatu sumber daya manusia. Sehingga harapan untuk memiliki kehidupan yang layak akan lebih terlihat.

Kita tidak boleh melupakan suatu keseimbangan dalam kehidupan di dunia, keseimbangan disini cakupannya cukup luas dimana kita diperlihatkan akan kondisi alam, kondisi ketimpangan sosial, kondisi antar makhluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuhan, serta masih banyak lagi. Tentunya kesadaran dalam bentuk mempersiapkan kelayakan kehidupan pada sang buah hati merupakan hal yang sangat positif.

Kesetaraan gender menjadikan suatu pegangan hidup yang baru, menyamakan kualitas antar pasangan serta dapat saling melengkapi akan kebutuhan dan kekurangan masing-masing menjadi dampak yang sangat baik antar pasangan. Siapa yang mau menjalin hubungan dengan kesengsaraan serta ketidakmampuan dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupan, hal ini merupakan alasan yang sangat manusiawi serta sah dan boleh, bahkan mungkin kita wajib memikirkan hal ini. Kita ingin sukses dunia dan akhirat kok.

Diskusi

Beberapa yang membahas mengenai resesi seks menyatakan bahwa, tidak memungkinkan terjadinya relasi seks atau masih jauh negara indonesia untuk menuju hal tersebut, yang dikarenakan masih maraknya masalah tentang kebutuhan seksual. Diantaranya banyak sekali masalah akan pelecehan seksual dan lain-lain. Dapat kita lihat bahwa kebanyakan pelaku kekerasan seksual atau pelecehan seksual dilakukan oleh kaum laki-laki (saya laki-laki, dan tidak mencoba menyudutkan laki-laki).

Menurut saya hal ini dikarenakan ketidak mampuan kaum pria dalam mendapatkan akses, atau penyaluran hasrat seksualnya.. Tentu menurut saya karena; keterbatasan pengetahuan, masalah ekonomi, serta persaingan yang tinggi sehingga tidak mampu atau kalah dalam persaingan kehidupan. Karna alamiahnya hasrat tersebut itu dimiliki oleh setiap orang, maka terjadilah hal yang tidak menyenangkan, dan juga saya rasa hal itu terpaksa, serta tidak dibarengi dengan pikiran terbuka, karena "hasrat telah memakan jiwa".

Masalah pergaulan bebas, banyaknya kalangan muda mudi yang lalai dalam menjalani kehidupan di masa mudanya. Namun tentunya ini dikarenakan karena "ketabuan" membahas akan suatu masalah seksual, seakan-akan masalah seksual ini terlalu suci dan perlu cakupan usia untuk membahas ini. Dampaknya, karna remaja merupakan masa yang penuh tanda tanya (keingintahuan), masa dimana uji eksperimen, serta masa dimana ingin mencoba segala sesuatu yang ada di dunia ini.. Maka hasilnya, semakin dilarang serta semakin masalah seksual menjadi suatu bahasan yang "spesial", tentunya semakin penasaran lalu mencobanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun