Wonoplembon, 26 Mei 2025
Kegiatan Bhakti Akademisi yang dilakukan oleh mahasiswa bersama mitra sekolah dasar merupakan wujud pengabdian masyarakat yang dirancang untuk memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan akademik di lingkungan sekolah dasar, sekaligus memperkuat keterampilan sosial serta karakter siswa melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan yang berperan aktif dalam mendukung proses belajar-mengajar, memperkaya metode pengajaran, serta membangun sinergi dengan guru, siswa, dan komunitas sekolah untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai sosial, Bhakti Akademisi bertujuan untuk mengatasi tantangan pendidikan di tingkat dasar, memupuk kepedulian sosial mahasiswa, dan mendorong pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas bagi anak-anak di berbagai lapisan masyarakat.
SDN Wonoplembon 01, sebuah sekolah dasar yang terletak di desa Wonoplembon, bersama mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang berkolaborasi melakukan kegiatan Bhakti Akademisi dengan inovatif dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa kelas 3. Kegiatan ini berfokus pada implementasi media pembelajaran konkret berupa pop up book dengan materi "Struktur Bumi". Media ini dirancang untuk meningkatkan minat belajar siswa sekaligus mempermudah pemahaman konsep yang abstrak melalui visualisasi tiga dimensi yang menarik.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 26 Mei 2025, ini melibatkan 28 siswa kelas 3 di bawah bimbingan Ibu Arini Ulfa Garina, S.Pd ., guru kelas yang dikenal aktif mengembangkan metode pembelajaran kreatif. Menurut Ibu Arini, penggunaan pop up book ini bertujuan untuk mengatasi kendala siswa dalam memahami lapisan-lapisan bumi yang sulit dibayangkan hanya melalui buku teks atau gambar dua dimensi. Berdasarkan observasi awal di SDN Wonoplembon 01, banyak siswa kesulitan memvisualisasikan lapisan bumi seperti kerak, mantel, dan inti. Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa sekolah dasar. Proyek ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang digagas pada awal tahun 2025.
“Anak-anak kelas 3 masih membutuhkan pendekatan visual dan konkret untuk memahami materi seperti struktur bumi. Pop-up book ini membantu mereka melihat lapisan bumi seperti kerak, mantel, dan inti secara nyata, sehingga mereka lebih antusias dan mudah mengingat materi,” ujar Ibu Arini saat ditemui di sela kegiatan.
Media pop up book ini merupakan karya inovatif Ajeng Meidiana, mahasiswa Program Studi PGSD UNNES, yang diselesaikan pada Mei 2025. Pop-up book adalah buku dengan elemen tiga dimensi yang dapat dibuka dan ditutup, menampilkan ilustrasi bergerak saat halaman dibuka. Dalam konteks pembelajaran IPAS, media ini menggambarkan lapisan-lapisan bumi dengan desain visual yang menarik, lengkap dengan warna cerah dan elemen pop up yang memperlihatkan struktur bumi secara jelas. Fungsinya adalah membantu siswa memahami konsep ilmiah melalui pengalaman visual-taktil, sekaligus meningkatkan motivasi belajar. Definisi media ini merujuk pada alat bantu pembelajaran interaktif yang menggabungkan seni kertas dan pendidikan.
Selama kegiatan, siswa terlihat antusias mengikuti penjelasan guru sembari mengamati dan menyentuh pop-up book. Mereka juga diajak untuk berdiskusi tentang fungsi setiap lapisan bumi dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, seperti fenomena gempa bumi atau letusan gunung berapi. Salah satu siswa, Ahsan (9 tahun), mengaku senang dengan metode ini. “Bukunya lucu, bisa dibuka-buka, jadi aku tahu bumi itu ada lapisannya kayak kue,” katanya sambil tersenyum.