Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Money

Pinjol Ilegal: "Jika Tidak Bisa Membayar, Jual Diri Saja"

28 Agustus 2021   20:40 Diperbarui: 28 Agustus 2021   20:45 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Nominal yang cair tergantung masing-masing aplikasi. Ada yang mulai dari 300 ribu hingga 1 juta rupiah.

Pinjaman 300ribu, masuk ke rekening 270ribu. Dan harus mengembalikan sebesar 350rb. Denda perharinya bisa 10-20ribu jika telat membayar. Saya pikir awalnya ini wajar karena cara pengajuannya yang bisa dikatakan mudah. Mulanya saya bisa menutup tagihan-tagihan itu dengan mencari aplikasi baru setiap hari. 

Istilah dalam Bahasa Koreanya "galob tulob" alias gali lobang - tutup lobang. Karena memang setiap hari selalu ada nama aplikasi-aplikasi baru yang bermunculan. Tapi, tanpa disangka ternyata rata-rata mereka berasal dari 1 pendana yang sama. Mulailah saya mengalami masalah. Pengajuan-pengajuan selanjutnya ditolak. Karena ternyata mereka ada dalam 1 bendera dan data saya sudah ada dalam database mereka, jika yang sebelumnya saja masih belum lunas, mereka tidak akan memberikan pinjaman lagi.

Terror mulai berdatangan. Para Debt Collector (DC) di H-1 sebelum jatuh tempo (japo) mereka menghubungi saya untuk mengingatkan bahwa besok saya harus membayar dan jika sudah lunas langsung bisa mengajukan lagi dengan nominal yang lebih tinggi, yang pasti bunga juga semakin melangit. Nada suara mereka dibuat menggoda agar siapapun semakin terjerat.

Namun karena belum ada dana akhirnya saya memutuskan untuk mengabaikan telepon dari mereka.

Behubung karena saya menggunakan banyak aplikasi maka yang menagih pasti juga banyak dan berganti-gantian tiap menit. Saya ingat betul waktu itu saya baru saja melahirkan, 2 jam pasca operasi Caesar, bius saya habis. Saya memeriksa hp saya dan melihat hampir 100 panggilan tak terjawab dari nomor yang berbeda-beda. Isi pesan mereka juga sudah tidak layak dibaca. Bahkan sampai ada pesan dari mereka yang bunyinya, "Jika tidak bisa membayar, jual diri saja, fotomu lumayan, pajang di situs porno pasti laku." Jika mengingat itu saya cuma bisa mengelus dada. Betapa kerasnya usaha mereka untuk mencari makan sampai tega melakukan hal yang begitu keji.  

Ternyata upaya penagihan tidak stop sampai di situ, mereka mulai meneror nomor-nomor yang saya daftarkan sebagai nomor keluarga, yakni nomor suami saya dan adik saya. Karena suami dan adik saya pun tidak memberi respons, terror itu mulai merambah ke bekas kantor saya, karena saya sempat memasukkan nomor telepon kantor lama.

Waktu itu saya tidak tahu kalo system aplikasi itu benar-benar bisa menyedot semua data di ponsel saya. Mereka menggunakan fitur spyware yang terdapat pada aplikasi,seperti ijin mengakses pesan, kontak pribadi, dll. Karena merasa butuh dan saya juga tidak berpikir tentang efek jangka panjang, saya pun menyetujui saja dengan memencet tombol accept.

 Nomor telepon semua kontak di ponsel saya bisa mereka ketahui dan mereka pun mengirimkan pesan singkat melalui sms/whatsapp pada semua kontak di ponsel saya agar mengingatkan saya untuk melunasi hutang - hutang saya, lengkap dengan nominalnya yang sudah ditambahkan dengan bunga.

Setelahnya, teror datang tak hanya dari pihak DC, melainkan dari orang-orang yang merasa kesal karena para DC mengganggu mereka dengan isi pesan yang mencantumkan nama saya. Bekas teman kantor, pelanggan online shop, teman-teman media sosial, saudara, semua kena imbas penagihan itu. Mereka  berpikir bahwa saya dengan sengaja memasukkan nama mereka sebagai kontak orang terdekat yang bisa dihubungi. 

Saat itu saya memang dalam kondisi keuangan yang sangat memprihatinkan tapi saya tidak akan melakukan hal sejahat itu. Saya pasti juga malu jika banyak orang yang tahu saya berhutang sampai senekad ini. Untungnya, dari puluhan orang yang mendapatkan pesan serupa, masih ada yang bisa saya beri penjelasan mengapa sampai terjadi demikian. Mereka memaklumi dan memaafkan kejadian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun