Inovasi Tim KKN Universitas Andalas Periode II untuk Mengajarkan Sains dan Kesiapsiagaan Bencana di SDN 02 V Koto Timur, Padang Pariaman, Sumatera Barat
Artikel ini merupakan hasil dari liputan pribadi -- 30 Juli 2025 -- Nagari Kudu Gantiang, Padang Pariaman, Sumatera Barat.Â
Ilmu pengetahuan sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan, apalagi jika hanya diajarkan melalui buku teks atau papan tulis. Tak jarang siswa melihatnya sekadar sebagai kumpulan teori rumit yang sulit dicerna. Padahal, dengan metode penyampaian yang tepat, konsep-konsep sains dapat menjadi pengalaman belajar yang seru, membangkitkan rasa ingin tahu, dan mudah diingat.
Inilah yang dilakukan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas saat mengunjungi SDN 02 V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman. Mengusung tema edukasi tentang Gunung Merapi, mereka mengajak siswa kelas 6 belajar sains dengan cara yang lebih menarik---memadukan penjelasan ilmiah sederhana dengan eksperimen interaktif menggunakan bahan-bahan rumah tangga yang mudah ditemukan.
Padang Pariaman -- Rabu, 30 Juli 2025, Tim KKN Unand melaksanakan program edukasi "Gunung Merapi" di SDN 02 V Koto Timur, Nagari Kudu Gantiang. Program ini bertujuan memberikan pemahaman dasar tentang gunung berapi dan langkah-langkah keselamatan ketika terjadi erupsi, sekaligus menumbuhkan minat belajar sains melalui praktik langsung.
Program ini merupakan salah satu kegiatan unggulan yang digagas oleh Aisyah Putri Melani, mahasiswa Jurusan Fisika, dalam rangka pelaksanaan KKN di Nagari Kudu Gantiang. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dasar tentang gunung berapi kepada siswa sekolah dasar, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan dasar menghadapi bencana alam. Rangkaian acara diawali dengan penyampaian materi mengenai Gunung Merapi. Dalam pemaparannya, Aisyah menjelaskan definisi gunung berapi, struktur bagian-bagiannya, proses terjadinya letusan, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum, saat, dan setelah erupsi. Materi disampaikan dengan bahasa sederhana namun tetap berpijak pada konsep ilmiah, sehingga mudah dipahami oleh siswa. Harapannya, pengetahuan ini dapat menumbuhkan kesadaran sejak dini terhadap potensi bencana alam dan upaya perlindungan diri.
Usai sesi teori, siswa diajak menuju lapangan sekolah. Tim KKN membantu menyiapkan bahan-bahan eksperimen di setiap kelompok. Sebelum praktik dimulai, Aisyah memberikan penjelasan ulang mengenai prosedur eksperimen secara rinci untuk memastikan siswa benar-benar paham.
Dengan penuh semangat, siswa melakukan simulasi gunung meletus, dibimbing langsung oleh anggota Tim KKN. Momen puncak terjadi ketika soda kue dicampur dengan cuka---reaksi kimia menghasilkan gas karbon dioksida yang mendorong cairan berwarna merah menyembur keluar, menyerupai letusan lahar. Sorakan, tawa, dan ekspresi terkejut menghiasi wajah para siswa.
Setelah simulasi selesai, siswa kembali ke kelas. Di sini, Aisyah memberikan analisis mendalam tentang eksperimen yang telah dilakukan. Penjelasan meliputi proses terjadinya letusan gunung berapi, reaksi kimia yang terjadi pada campuran soda kue dan cuka, serta alasan mengapa reaksi tersebut dapat meniru fenomena erupsi.
Untuk menguji pemahaman, siswa mengikuti kuis ringan yang berisi pertanyaan seputar materi dan eksperimen. Hasilnya membanggakan seluruh siswa mampu menjawab dengan baik. Kegiatan kemudian diakhiri dengan sesi dokumentasi bersama, diiringi senyum bangga para siswa dan Tim KKN.