Mohon tunggu...
Aisyah Ghina Hanindita
Aisyah Ghina Hanindita Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga NIM : 24107030042

Bukan sosok yang pandai berpuisi hanya seorang penulis pemula yang ingin menyampaikan kata - kata melalui sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kuliah, Merajut, dan Jualan Bunga: Gaya Hidup Produktif Mahasiswa

12 Juni 2025   09:50 Diperbarui: 12 Juni 2025   09:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Na'ila Ilma Ramadhanai, seorang mahasiswi semester 2 Ilmu Komunikasi, mungkin terlihat seperti mahasiswa pada umumnya: sibuk kuliah, tugas menumpuk, dan sering begadang. Tapi siapa sangka, di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Naila begitu ia biasa dipanggil juga menjalankan sebuah UMKM kecil bareng temannya. Bukan UMKM biasa, tapi yang punya ciri khas dan dikerjakan sepenuh hati: usaha buket rajutan handmade.

Pernah nggak sih kamu tiba-tiba suka banget sama sesuatu yang sebelumnya nggak pernah kamu sentuh? Nah, itu yang dialami Naila. Ceritanya dimulai dari iseng-iseng berhadiah, lalu tumbuh jadi usaha kecil yang manis dan penuh warna.

Awalnya, Naila dan temannya nggak kepikiran buat jualan atau serius ngerintis bisnis. Semua bermula dari hobi baru yang muncul begitu aja: merajut. Yang unik, Naila belajar merajut itu otodidak, cuma lewat YouTube! Cuma karena ketemu temen yang juga suka merajut (dan udah lebih jago), mereka jadi sering ngobrol dan ngulik bareng soal benang dan jarum.

Sampai akhirnya datanglah momen "pencerahan" dari temen mereka:
"Eh, mending kalian jualan buket deh. Nanti pas wisuda rame tuh pesenan!"

Dan, boom! Kayak tersengat listrik ide, langsung aja mereka berdua jalanin usahanya. Tapi bukan jualan biasa, mereka mulai dari sistem made-by-order. Jadi buketnya baru dibuat kalau ada yang pesan. Nggak ada stok-stokan, semua dibikin khusus. Serius, ini beneran dimulai dari obrolan santai dan saran temen, loh!

Setahun Berlalu: Dari Ide Receh Jadi UMKM Beneran

Usaha ini udah jalan sekitar setahun, sejak 2024. Walaupun nggak langsung meledak, tapi progresnya ada. Perlahan tapi pasti. Konsumen mulai berdatangan, bahkan ada yang jadi pelanggan tetap, terutama dari kalangan anak SMA yang lagi seneng-senengnya ngerayain kelulusan atau wisuda.

Mereka sering dapet pesanan 5 buket sekaligus dari satu sekolah. Dan yang lebih keren lagi, kualitas buketnya terus meningkat. Kalau dulu cuma bentuk simpel, sekarang udah makin kece: ada variasi bentuk, semprotan pewangi, bahkan packaging-nya pun makin rapi pakai paper bag segala.

Yang Bikin Beda: Buketnya dari Rajutan!

Kalau ngomongin buket wisuda, kebanyakan orang pasti kebayang bunga plastik atau yang dari bahan-bahan lucu kayak kopi, rokok, atau sabun. Tapi UMKM ini beda. Mereka spesialis bikin buket dari rajutan tangan. Yes, rajutan asli, handmade, bukan mesin. Dan yang bikin lebih istimewa lagi, di sekitar tempat mereka, belum ada yang bikin kayak gitu. Jadi bisa dibilang mereka ini pelopor mini dalam niche yang unik.

Harga buket rajutannya pun ramah kantong, mulai dari Rp25.000 sampai Rp40.000. Buat produk handmade dengan sentuhan personal gitu, harga segitu jelas murah banget!

Tantangan: Waktu dan Deadline

Tapi ya, semua usaha pasti ada tantangannya. Buat mereka, masalah utama ada di waktu. Karena keduanya masih mahasiswa aktif, satu di antaranya bahkan lagi sibuk skripsi, jadi kadang ngerjain pesanan harus sampai begadang. Pernah tuh, cuma tinggal sehari sebelum deadline, mereka terpaksa lembur sampai jam 3 atau 4 pagi.

Belum lagi soal pembagian waktu antara kuliah, tugas, dan produksi. Tapi sejauh ini mereka berhasil ngatasin semua itu dengan semangat.

Jaga Kualitas ala Mahasiswa Rajutan

Soal kualitas, mereka nggak main-main. Semua buket dibuat maksimal mungkin, dengan kreativitas yang terus berkembang. Dari segi isi buket, bentuk, pewangi, sampai packaging, semuanya mereka pikirin biar pelanggan puas.

Pokoknya kalau dulu masih ala kadarnya, sekarang udah kayak upgrade level. Dan ini semua dilakukan sambil tetap fokus kuliah. Multitasking level dewa!

Strategi Promosi? Mulut ke Mulut Dulu Aja

Nah, kalau ngomongin promosi, mereka belum terlalu ngandelin media sosial. Promosinya masih tradisional banget: dari mulut ke mulut. Target pasar mereka juga spesifik, yaitu anak-anak pondok yang nggak bebas akses HP. Jadi ya, promosi paling efektif emang lewat bisik-bisik antar teman.

Sempet sih coba aktif di media sosial, tapi karena belum mau terlalu fokus di UMKM ini, jadi belum totalitas banget. Ibaratnya, ini masih jadi "usaha sambilan" sambil nunggu skripsi kelar.

Rencana ke Depan: Pelan Tapi Ada

Meskipun belum fokus penuh, mereka udah punya rencana jangka panjang juga. Salah satunya, pengin nyetak katalog versi cetak buat dibagiin ke anak-anak pondok. Katalognya udah ada versi digital, tapi kalau dicetak kan lebih berasa gitu, lebih "niat".

Soal ekspansi ke e-commerce atau online shop, sejauh ini belum ada rencana. Mereka lebih milih jalan pelan tapi pasti. Yang penting, usaha tetap jalan, pesanan tetap datang, dan mereka masih bisa kuliah dengan tenang.

Harapan: Semangat Terus UMKM Kecil!

Di akhir obrolan, harapan Naila sederhana tapi ngena banget: semoga UMKM kecil di Indonesia tetap semangat bersaing. Terutama buat UMKM rumahan yang omsetnya masih kecil dan belum paham digital marketing. Dia pengin banget UMKM-UMKM kayak gitu bisa naik level dan bisa ngikutin zaman digital, biar tetap eksis dan nggak kalah saing.

Dari Rajutan Jadi Harapan

Kisah ini bukti kalau usaha nggak harus selalu dimulai dari modal besar atau rencana yang matang. Kadang, cukup dari "iseng-iseng" dan teman yang kasih ide. Selama ada kemauan, waktu buat belajar, dan semangat buat berkembang, siapa pun bisa jadi pelaku UMKM yang keren.

Jadi, buat kamu yang punya hobi tapi belum kepikiran buat dijadiin cuan, siapa tahu ini saatnya. Nggak usah nunggu sempurna, mulai dulu aja. Siapa tahu, dari benang dan jarum, kamu bisa bikin karya yang bikin orang jatuh cinta.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun