Mohon tunggu...
Aisyah Ghina Hanindita
Aisyah Ghina Hanindita Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga NIM : 24107030042

Bukan sosok yang pandai berpuisi hanya seorang penulis pemula yang ingin menyampaikan kata - kata melalui sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Film

Ini Bukan IKEA Tapi "Lightshop" yang Bikin Kamu Menggali Masalalu

11 Juni 2025   22:38 Diperbarui: 11 Juni 2025   22:38 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.imdb.com/title/tt31014115/mediaviewer/rm568040962/

Pernah ngebayangin kalau tempat untuk menyembuhkan luka batin itu bukan klinik atau psikolog, tapi toko lampu? Nah, drama Korea Light Shop mencoba membawa kita ke konsep seunik itu. Sebuah kisah misterius, agak surealis, tapi juga emosional, dibungkus dalam atmosfer yang gloomy dan penuh teka-teki.

Toko Lampu yang Bukan Sekadar Toko

Drama ini dibuka dengan suasana muram di sebuah gang kumuh. Di ujungnya, berdiri toko lampu tua yang sepi dan agak menyeramkan. Bukan karena hantu-hantuan ya, tapi karena vibes-nya tuh kayak menyimpan banyak rahasia. Pemiliknya, Won Young (diperankan oleh Ju Ji Hoon), sosok misterius yang jarang bicara, tapi aura karismatiknya bikin kita langsung tahu kalau dia bukan orang biasa.

Toko ini bukan tempat orang nyari lampu hias buat ruang tamu. Pengunjungnya? Arwah penasaran, orang yang lagi berada di titik terendah hidupnya, dan bahkan mereka yang katanya udah separuh jalan menuju kematian. Serem, kan? Tapi bukan serem horor, lebih ke serem emosional.

Enam Orang, Enam Luka Batin

Ceritanya fokus ke enam karakter utama yang datang dari latar belakang berbeda, tapi semuanya punya satu benang merah: trauma masa lalu. Mereka nggak saling kenal, dan anehnya, masing-masing juga nggak terlalu paham apa yang sebenarnya menghantui mereka. Jadi bukan cuma soal mereka punya masalah, tapi juga tentang bagaimana mereka belum bisa mengerti luka mereka sendiri.

Setiap karakter datang dengan ekspresi kosong, tatapan kehilangan, dan energi yang terasa berat. Bukan tanpa alasan, karena drama ini emang niat banget menggambarkan betapa dalamnya luka psikologis yang bisa dialami seseorang. Penonton pun diajak ikut bingung, ikut menerka-nerka, dan ikut tenggelam dalam usaha mereka untuk "sembuh".

Lampu yang Punya Peran, Tapi Dilarang Disentuh!

Ketertarikan mereka akhirnya membawa mereka ke toko lampu Won Young. Di sana, ada satu lampu yang paling mencolok dan terasa hidup. Lampu ini bukan lampu biasa. Ada aura aneh, mistis, dan seolah memanggil setiap pengunjung untuk mendekat.

Tapi ada satu peraturan yang harus dipatuhi: lampu itu tidak boleh disentuh. Nah lho. Justru karena dilarang, jadi makin pengen tahu, kan? Sama kayak kita nonton ini semakin larangan itu ditegaskan, semakin kita bertanya-tanya, "Kenapa sih nggak boleh? Apa yang akan terjadi kalau disentuh?"

Dan inilah daya tarik utama drama ini: membuat kita terus bertanya. Apa hubungan antara lampu itu dan trauma mereka? Apa yang sebenarnya dilakukan lampu itu? Dan siapa sebenarnya Won Young ini?

Atmosfer yang Bikin Merinding, Tapi Nggak Nyeremin

Secara visual, Light Shop punya tone yang kalem tapi mencekam. Banyak adegan sunyi yang justru bikin hati makin sesak. Musiknya pelan, kadang nyaris nggak ada, dan ini jadi kekuatan tersendiri karena penonton dipaksa fokus pada ekspresi, napas, dan suasana.

Setiap karakter juga dibangun dengan sabar. Kita nggak langsung dikasih tahu trauma mereka apa. Tapi potongan-potongan kenangan, dialog pendek, dan gesture kecil bikin kita mulai merangkai puzzle tentang siapa mereka dan apa yang sebenarnya mereka bawa ke toko lampu itu.

Drama yang Lebih Tentang Perasaan daripada Cerita

Kalau kamu tipe penonton yang suka alur cepat, twist besar, atau aksi-aksi menegangkan, mungkin Light Shop bakal terasa lambat. Tapi justru di situ keunikannya. Ini drama yang diam-diam menghantam. Nggak banyak ledakan konflik, tapi emosi yang dibangun secara perlahan bikin kita ikutan mikir tentang diri sendiri.

Apalagi buat kamu yang pernah ngalamin trauma, kehilangan, atau merasa stuck dalam hidup, kisah enam orang ini bisa jadi cermin. Ada saat di mana kita nggak ngerti kenapa kita sedih. Ada masa ketika kita cuma butuh tempat untuk "melihat terang", walaupun kita sendiri nggak tahu terang itu bentuknya kayak apa.

Aktor yang Tampil Total, Ju Ji Hoon Bersinar dalam Diam

Ju Ji Hoon sebagai Won Young tampil minimalis, tapi justru dari minimnya dialog, dia bisa kasih kesan kuat. Tatapan matanya, cara dia berdiri, bahkan cara dia menyajikan teh untuk tamu toko lampunya semuanya terasa penuh makna. Enam pemeran lainnya juga nggak kalah solid. Mereka berhasil membawa emosi masing-masing karakter dengan natural, tanpa terasa dibuat-buat.

Kesimpulan: Light Shop Adalah Perjalanan Emosional yang Menenangkan dan Menyentuh

Secara keseluruhan, Light Shop bukan drama yang memberi jawaban. Tapi dia menawarkan ruang refleksi. Lewat tokonya yang penuh misteri, lampu yang tidak boleh disentuh, dan enam jiwa yang tersesat, drama ini seolah berkata: kadang kita nggak perlu tahu semua jawabannya, yang penting adalah keberanian untuk masuk ke dalam kegelapan dan mencari cahaya.

Drama ini cocok buat kamu yang lagi butuh tontonan yang pelan tapi dalam, tenang tapi mengena. Sebuah perjalanan emosional yang mungkin bikin kamu bilang di akhir, "gue juga punya lampu sendiri yang harus gue temuin."

Kalau kamu tertarik nonton drama yang beda dari biasanya, Light Shop bisa jadi pilihan pas buat nemenin malam sunyi kamu. Tapi ingat, jangan sentuh lampunya ya. Siapa tahu kamu belum siap ngeliat apa yang ada di balik cahaya itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun