Mohon tunggu...
Aisyah
Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Blessed mess.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektifkah Pendidikan Moral Dalam Pembelajaran Jarak Jauh

10 Januari 2021   04:03 Diperbarui: 13 Januari 2021   17:44 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: ST.art / Shutterstock.com © 2020

Semenjak pemerintah Indonesia menetapkan keberadaan Virus Covid-19 sebagai wabah nasional, sudah terjadi banyak perubahan diberbagai sisi kehidupan masyarakat terlebih dalam bidang pendidikan. Dunia pendidikan yang penuh dengan warna-warni aktivitas pembelajaran di sekolah dan konsistensi interaksi tatap muka antar guru dan teman, telah berubah menjadi aktivitas yang pasif dari rumah dan tatap muka secara virtual.

Pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh memaksa sistem pendidikan Indonesia untuk beradaptasi dengan cepat. Dalam penerapannya dapat kita temui berbagai kekurangan dan juga hambatan yang mewarnai sistem pembelajaran jarak jauh. Pertemuan antara peserta didik dengan guru yang terbatas ruang dan waktu menyebabkan sistem pengawasan guru melemah karena guru tidak dapat mengawasi secara langsung baik dalam proses pembelajaran maupun dari sisi perkembangan moral peserta didik.

Pada dasarnya pendidikan bukan hanya urusan ilmu pengetahuan, tetapi pendidikan juga harus mampu memberikan kecakapan moral bagi peserta didik sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan dalam bermasyarakat dikemudian hari. Kelak peserta didik akan membutuhkan sikap-sikap moral untuk terjun di lingkungan kerja maupun saat bersosialisasi dengan masyarakat jadi memang pengetahuan bukanlah satu-satunya yang harus disuapi kepada peserta didik. Moral adalah bekal bagi peserta didik untuk mengembangkan diri mereka. Dengan adanya moral, manusia akan dapat mempertanggungjawabkan semua aktivitasnya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Pendidikan bertujuan bukan hanya untuk membentuk manusia yang berotak cerdas dan terampil dalam melakukan berbagai tugasnya, namun dengan adanya pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang memiliki moral. oleh karena itu pendidikan bukan semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Harapannya adalah agar peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain yang tercermin dalam tingkah laku dan aktualisasi diri semenjak usia sekolah hingga dewasa.

Pendidikan moral merupakan nilai-nilai yang harus diberikan sejak dini, sesuai dengan pendapat Emile Durkheim (1990), bahwa apabila pada masa sekolah anak tidak diberikan dasar-dasar moralitas, maka dasar-dasar moralitas itu tidak akan pernah tertanam dalam diri anak. Bagi Durkeim, sekolah memiliki peranan yang penting dan khusus untukmenciptakan makhluk baru yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Urgensi pendidikan moral 

Pendidikan moral sangat perlu untuk dikedepankan. Nilai, moral, dan norma yang ada dalam diri manusia dan kehidupannya akan sangat berpengaruh dalam menentukan totalitas diri seorang individua tau jati dirinya, lingkungan sosial, maupun kehidupan individu. Berdasarkan hal tersebut pendidikan yang mengarah pada pembentukan dan pengembangan moral menjadi sesuatu yang esensial untuk pengembangan manusia secara utuh dalam konteks sosial.

Kemampuan dan pengetahuan afektif seseorang harus dibina secara kontinu, terarah, dan juga terencana berkaitan dengan sifatnya yang labil dan kontekstual. Sasaran pendidikan moral secara keseluruhan dapat diarahkan untuk (1) membina dan menanamkan nilai moral dan norma, (2) meningkatkan dan memperluas tatanan nilai keyakinan, (3) meningkatkan kualitas diri, (4) menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal yang negatif.

Semakin merebaknya tuntutan mengenai pentingnya pendidikan moral dilingkungan sekolah, sudah seharusnya diakui bahwa hal tersebut berkaitan erat dengan semakin berkembangnya pandangan dalam masyarakat luas bahwa pendidikan nasional dalam berbagai jenjang, terutama dalam pendidikan jenjang menengah dan tinggi sudah gagal dalam membentuk peserta didik yang menilai akhlak, moral dan juga budi pekerti yang baik. Bahkan banyak peserta didik yang mendapat labelling negatif dari masyarakat karena kesantunan yang rendah (Zuriah, 2007 :112).

Pendidikan moral Emile Durkheim

Dalam filsafat Durkheim, moral menduduki peranan yang paling penting. Menurut Durkheim moralitas bukanlah bersumber pada individu, tetapi bersumber pada masyarakat dan dipandang sebagai suatu gejala masyarakat (Muhni, 1994:36). Moral dapat muncul dengan diawali pada kehidupan berkelompok, tidak memandang betapa kecilnya kelompok tersebut (keluarga, sekolah, negara), jadi dapat dikatakan bahwa kelompok merupakan diri kita sendiri dan merupakan sisi terbaik dari diri (Sinulingga, 2016:227-228).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun