Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rintangan Pertama

14 Januari 2021   20:12 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:15 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena hari sudah menjelang sore, mereka pun berpamitan pulang. "Gus kami pulang dulu ya, semoga cepet sembuh," kata Hani.

"Iya, biar bisa main lagi ke dangau pa Haji," kata Mia menimpali Hani.

"Iya teman. Aku pasti sembuh kok kan mau jambore bareng," kata Agus sambil tertawa. Dan mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.

Ternyata sampai hari kesepuluh, Agus belum juga diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Itu penjelasan ayahnya ketika datang ke sekolah untuk meminta izin ke bu Gina dan mengantar surat izin dari rumah sakit. "Kata dokter, sakit kaki Agus sepertinya sudah lama hanya ditahan oleh Agus dan akhirnya enggak tahan lagi daya tahan tubuhnya. Jadi masih memerlukan waktu untuk istirahat di rumah sakit," lanjut ayahnya Agus. Ayahnya Agus menemui bu Gina untuk meminjam buku karena katanya selama di rumah sakit Agus mengisi waktu luangnya untuk membaca. Subhanallah ... dalam keadaan sakit Agus masih inget akan keinginannya mengikuti jambore Literasi.

Sepulang Ayahnya Agus. Bu Gina mengumpulkan teman-teman untuk merencanakan menengok Agus ke rumah sakit. Bu Gina bilang biar lebih cepet termotivasi untuk sembuh. Tak lupa bu Gina pun meminta teman-teman untuk kesembuhan Agus. Setelah bu Gina nengok ke rumah sakit, kabar gembira pun dibawanya. Agus besok sudah boleh pulang. Kami sangat bahagia.

Esoknya kami terkejut karena ternyata Agus sudah menclok di sekolah walaupun mukanya agak pucat dan masih ditunggui ibunya. Ibunya minta izin menunggu Agus karen masih ada beberapa obat yang harus Agus minum. Dan bu Gina selaku pembina ekskul Literasi meberi izin dan meminta izin kepada beberapa guru yang mengajar di kelas itu. Kami senang ketemu lagi dengan Agus.

Sambil duduk di bangku, Agus pun bercerita bahwa selama dia di rumah sakit dia berhasil membaca dan menuliskn beberapa buku di jurnalnya, walaupun kata dia mesti ngumpet-ngumpet dari petugas karena sebetulnya harus istirahat. Kami semua tertawa mendengar kisahnya di sana. Pernah suatu ketika dia sedang membaca buku tiba-tiba petugas datang hendak mengontrol kakinya. Dan buku pun terjatuh karena Agus pura-pura tidur.

"Eh buku apa ini? Padahal aku enggak menyenggolnya," kata petugas sambil nengok kiri dan kanan.

Dia memungut buku tersebut dan mengamatinya. "Dilan," wah buku apa ini? Sambil dibolak balikkannya buku tersebut. "Bawa ah, biar anak tersebut bisa tidur," ujar petugas dalam hatinya. Dan Agus pun senyum-senyum simpul melihat perilaku petuga itu. Mungkin dia pikir Agus tidur. Karena bukunya itu diambil oleh petugasnya, Agus membujuk Ayahnya untuk mengambilnya karena Agus jadi enggak ada aktivitas. Boring kata Agus.

Dan ayahnya pun mengalah, pergi meminta buku ke petugas yang tadi menyimpannya. Ayahnya diwanti-wanti agar Agus jangan kebanyakan membaca dulu nanti matanya lelah dan enggak bisa istirahat. Ayahnya pun menyanggupi untuk bilang ke Agus agar mengurangi waktu bacanya.

"Nak ... untuk sementara jangan baca sambil tiduran ya," kata ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun