Seminggu berlalu semenjak kostnya di dekat rumah uaku selesai, dia tak berkabar. Seperti angin yang berlalu saja. Â Mulanya aku kehilangan, tetapi lama kelamaan sudah terbiasa juga. Sampai suatu hari aku ketemu Aryani di angkot. Kami ngobrol panjang lebar karena aku sudah lama nggak ketemu dia. Aku dan Aryani saat ini beda sekolah. Dia berhasil masuk sekolah yang diinginkannya yakni masuk SKO. Aryani bercerita kalau dia senang sekali sekolah di situ. Bakat-bakat yang dulu terpendam sekarang tereksplor.
" Sekarang ikut olah raga apa Yan? Tanyaku.
" Kalau di SKO semua olah raga harus diikuti An, hanya boleh milih spesialisasi salah satu. Dan aku ambil lari." Jawab Aryani semangat.
" Oh gitu Yan, kamu sih dulu juga suka lari kan ya? " kataku.
" Iya , inget nggak waktu class meeting kita ikut lomba lari." Tanya Aryani padaku.
" Iya inget  kan kita barengan." Jawabku sambil tertawa riang.
Dan kita tertawa mengingat kejadian waktu itu. Aku ditertawakan karena aku salah belok jadinya orang lain sudah sampai finish , aku malah nggak sampai-sampai. Dan baru sampai hapir tengah hari aku sampai sekolah.
"Kalau Ani milih ekskul apa?" Tanya Aryani.
" Kalau di sekolahku wajib milih Pramuka dan satunya silat." Jawabku.
" Oh gitu,kok nggak ambil tari?" Taya aryani kembali.
" Kalau tari ada jam tersendiri dan aku rasa itu cukup buat aku latihan Yan, " jawabku.