Mohon tunggu...
Galeri Cerita Ani Wijaya
Galeri Cerita Ani Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - The taste of arts and write

Kisah cinta umpama sebuah buku. Kau tetap akan membaca selembar demi selembar meskipun telah tahu akhir ceritanya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kosong

16 November 2015   12:40 Diperbarui: 16 November 2015   14:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

  Jejak langkah dapat tersapu hujan, pun tapak yang pernah terpeta di setiap inchi permukaan kulit.
Hanya tinggalkan saksi bisu, di dunia mereka tak bakal berkisah.
Namun rangkaian ucap, manis... kan selalu menggaung dalam rongga indera pendengar.
Sentuh, dekap serta kecup tanggalkan rasa di relung sanubari.
Memori yang berulang terputar, koyakkan syaraf. Jejali sel sel terkecil, tertimbun sumbatkan otak.
Bahkan nama milikmu, menggema...
Andai ini berupa peluru, tentu ia telah tembus jantung. Kan kucongkel, sungguh..meski kuras seluruh darah.
Jika saja cuma sebilah pedang, tertancap tepat di ulu hati. Maka cabut saja, meski jiwa kan turut melayang.
Karena tak ada beda. Tanpamu aku 'mati' kosong seperti zombi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun