Berdasarkan informasi tersebut, guna menunjang sistem tanam aeroponik, dibangunlah sebuah ruang khusus tanam dengan konsep indoor, dimana peletakan setiap tanaman akan dipetakan secara vertikal. Metode penanaman seperti ini mengadopsi konsep vertical farming yang bertujuan untuk memproduksi makanan pada kondisi lingkungan yang tak mendukung, seperti lahan yang terbatas atau bahkan tak tersedia. Sehingga, dapat dilihat bila konsep ini dapat diterapkan di perkotaan dengan menggunakan ruangan khusus pada bangunan-bangunan pencakar langit untuk menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Selain itu, terdapat beberapa perangkat teknologi digital yang dibuat guna mengatur tingkat pencahayaan (SMART LED), tingkat suhu (SMART Temperature), kadar kelembapan (SMART Humidity), dan juga kadar nutrisi pada setiap tanaman (SMART Nutrition). Pada pengembangan teknologi guna mengatur tingkat pencahayaan, akan dioperasikan lampu-lampu listrik pemancar cahaya LED untuk menggantikan cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman. Adapun pemancar cahaya LED ini bisa digantikan dengan pemancar cahaya dari panel surya. Sedangkan untuk pengaturan suhu, akan dipasang pendingin udara atau Air Conditioner (AC) dengan indeks pengontrol temperatur agar kestabilan suhu di dalam ruangan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Untuk pengatur kelembapan pada tanaman, dipasang beberapa tabung-tabung perangkat pada akar tanaman yang akan menjaga kadar kelembapannya. Di samping itu, untuk meneliti kadar nutrisi pada tanaman, perangkat-perangkat digital akan dipasang dalam sebuah pipa panjang yang akan menyemprotkan nutrisi tambahan bilamana hal tersebut diperlukan.
Semua perangkat ini akan tersambung pada sebuah aplikasi yang dapat diunduh pada telepon genggam, dimana data-data tersebut akan disalurkan melalui komponen robotik CCTV yang dipasang di setiap sudut ruangan. Hal ini akan memudahkan sang pengguna atau petani untuk memonitorisasi pertumbuhan dan kesehatan seluruh tanaman setiap harinya tanpa harus mengamati secara langsung pada setiap ruangan yang ada.
Inilah ide sebagai bentuk regenerasi pada sistem pertanian yang dapat diterapkan oleh masyarakat di Indonesia. Sebuah regenerasi sistem menuju pertanian 4.0 dengan pemahaman konsep pertanian presisi yang menerapkan input dan teknik yang tepat agar hasil yang diterima pun dapat memenuhi komoditas dan pemasukan dana. Dengan adanya sistem aerofarm indoor ini, para petani dapat menanam berbagai macam sayur dan buah di dalam satu tempat secara aeroponik dengan bantuan teknologi multifungsi. Melalui sistem inilah, diharapkan agar roda sektor tani di negeri ini tetap berputar dan tak hilang kendali.
Daftar Pustaka
Gir. (2015, Februari 26). 5 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Krisis Pangan dan Petani. Dikutip dari  Jpnn.com: https://www.jpnn.com/news/5-tahun-lagi-indonesia-bisa-krisis-pangan-dan-petani
Lestari, S. (2017, Agustus 29). Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan pangan. Dikutip dari  BBC News: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41078646
Pitoko, R. A. (2018, Agustus 2). 5 Persoalan Ini Masih Dihadapi Petani Indonesia. Dikutip dari Kompas.com: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/02/154900926/5-persoalan-ini-masih-dihadapi-petani-indonesia
Prayitno, E. (2013, September 28). Indonesia kekurangan lahan pertanian. Dikutip dari  Sindonews.com: https://ekbis.sindonews.com/read/788450/34/indonesia-kekurangan-lahan-pertanian-1380354427
Seftiawan, D. (2019, Maret 19). Indonesia Kekurangan Doktor di Bidang Pertanian. Dikutip dari PikiranRakyat: https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2019/03/19/indonesia-kekurangan-doktor-di-bidang-pertanian