Mohon tunggu...
Muhammad Ais Firdaus
Muhammad Ais Firdaus Mohon Tunggu... penulis

saya suka mengamati hal hal di sekitaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Desa Wisata Digital di Jawa Barat Jadi Pilot Project Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas

2 Mei 2025   00:28 Diperbarui: 2 Mei 2025   00:28 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ciburial Creative Hub (CCH) menjadi pusat kegiatan kreatif desa, didirikan dengan konsep co-working space sederhana di balai desa yang direnovasi. Di tempat ini, anak-anak muda desa belajar membuat konten digital, mengelola toko daring, hingga mengadakan lokakarya dengan narasumber nasional. Dengan bantuan pelatih dari universitas dan komunitas kreatif Bandung, mereka memproduksi video dokumenter tentang pertunjukan calung, kisah nenek-nenek pengrajin anyaman bambu, hingga vlog wisata yang kini diunggah rutin ke YouTube dan TikTok.

"Awalnya kami hanya punya satu kamera dan koneksi internet yang naik turun. Tapi karena semangatnya kuat, sekarang kami punya studio kecil, drone, dan laptop hasil donasi dan program CSR," kata Wulan Ayu, penggerak perempuan muda di CCH. 

CCH juga mendampingi pelaku UMKM seperti pembuat kopi, perajin batik garutan, dan petani organik agar produknya bisa dipasarkan secara daring. Mereka diajari fotografi produk, penulisan narasi merek (brand storytelling), dan cara berjualan di marketplace. Dalam enam bulan terakhir, omzet kolektif UMKM binaan CCH meningkat hingga 35%, menurut data yang dirilis oleh tim pendamping dari Universitas Pasundan.

Pelibatan Generasi Muda dan Perempuan

Salah satu kekuatan program ini adalah pelibatan aktif generasi muda dan perempuan. Dari sekitar 80 anggota aktif CCH, lebih dari separuhnya adalah perempuan usia 17–30 tahun. Mereka berperan sebagai fotografer, penulis konten, admin media sosial, hingga fasilitator pelatihan.

"Dulu saya hanya bantu ibu jualan gorengan. Sekarang saya bisa desain kemasan dan ikut lomba start-up desa," kata Mita Nurhaliza, siswi SMK yang kini menjadi ikon wirausaha muda desa.

Program ini juga menggandeng ibu-ibu pengrajin untuk mengikuti pelatihan digital marketing. Salah satunya adalah kelompok Anyaman Rahayu, yang kini telah mengekspor kerajinan bambu ke Jepang melalui platform kerajinan daring. 

Dampak Ekonomi dan Sosial

Sejak peluncuran resmi program pada Januari 2025, desa ini telah menerima lebih dari 1.200 kunjungan wisatawan lokal dan 80 wisatawan mancanegara, sebagian besar dari komunitas backpacker dan peneliti budaya. Pendapatan homestay naik dua kali lipat, dan pelaku usaha makanan lokal melaporkan peningkatan permintaan hingga 60% saat akhir pekan.

Data sementara dari tim peneliti menunjukkan bahwa program ini telah menciptakan 38 lapangan kerja baru, baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, ada peningkatan partisipasi warga dalam kegiatan desa hingga 78%, dibandingkan sebelum proyek berlangsung.

"Yang dulunya hanya datang ke balai desa pas ada pembagian bantuan, sekarang ikut pelatihan, diskusi, dan pameran produk," ujar Asep Sutiana bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun