Mohon tunggu...
Aisah
Aisah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibalik Penyakit Masyarakat

16 Mei 2019   00:12 Diperbarui: 16 Mei 2019   00:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sana timbul sebuah perspektif saya. Sebenarnya mereka adalah kelompok pembangkang atau tidak . Jika mereka sangat menakuti kedua orangtuanya, mengapa harus memilih jalan sebagai anak punk?

Anak punk adalah anak yang menghabiskan banyak waktunya dijalanan, tetapi bukan mereka tidak punya rumah atau tempat bernaung. Bahkan ada juga yang masih kelihatan sangat manja di depan orangtuanya.

Nyatanya untuk sebagian alasan dari anak punk bukanlah sekelompok anak yang terbuang ataupun broken home tetapi ada sebuah alasan kecil dari diri mereka masing-masing yang memilih jalan untuk menjadi anak pun.


Sepert yang saya katakan, saya berjurusan sosiologi yang sangat berekatan dengan beberapa penyakit masyarakat, salah satunya adalah masalah anak punk.

Anak punk menjadi salah satu keresahan masyarakat.  Anak punk memiliki sebuah pandangan jelek dari masyarakat dan ditakuti di jalanan.  Semua beranggapan bahwa mereka adalah anak yang tidak terurus dan anak yang jahat.  Untuk itu banyak para orang tua mengekang anaknya dirumah dan menasehati untuk tidak menjadi salah satu dari mereka yaitu kelompok anak punk.


Melihat sebuah pandangan masyarakat.  Saya memilih untuk berpikir lagi untuk memberikan pandangan mereka yang buruk karena sebuah pandangan yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.  Mereka sangat patuh pada orangtuanya.

Mungkin salah satu alasan mereka adalah ikut ikutan saja dan mendapatkan hasutan dari teman-teman sekelompoknya yang mungkin merasakan hal yang sama.  Jadi mereka merasa adanya persamaan senasib dan berakhir pada pembuatan kelompok yang selalu dijadikan label yang tidak baik bagi orang dan masyarakat umum.


Ini adalah sebuah tulisan ringan saya.  Saya memilih untuk menulis ini karena merasa pandangan masyarakat juga harus perlu penelitian lebih lanjut.  Bagaimana dapat berkomunikasi pada anak punk dengan baik .


Dengan itu,  perspektif masyarakat akan berubah walaupun sedikit dan sedikit pula yang ingin mengetahuinya lebih lanjut.
Tulisan saya ini benar-benar sangat ringan untuk dibaca.  Ini adalah sebuah tulisan singkat dari mahasiswa sosiologi yang mengklaim sesuatu penyakit masyarakat. Tidak lupa jangan terlalu buru-buru untuk langsung memberikan reaksi takut atau ketidaksukaan kita . 

Mereka adalah manusia yang mempunyai rasa kesal dan jika mereka sudah tidak punya penguasan diri,  mereka akan bersikap radikal dan tidak akan ada yang bisa menghalangi mereka.  Untuk itu bersikap pada penyakit masyarakat seperti ini sangat diperlukan.  Indonesia terkenal dengan keramahannya pada semua orang.

Jangan jadikan hal-hal ini diketahui oleh negara tetangga sebelah,  biarlah ini menjadi suatu obat bagi mereka untuk tidak membeda-bedakan saat kita melihat mereka dijalanan. Itu menyakitkan.  Sama halnya seperti manusia yang sedang panas hati dan tidak bisa mengekang jiwa mereka lagi.  Inilah sebuah cara yang Bagus untuk mereka merasa nyaman.  Karena dirumah kurang nyaman.  Maka lakukanlah kenyamanan untuk mereka dari cara kita bersikap.

Terimaksih telah membaca tulisan saya yang masih banyak kelemahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun