Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga dan Freelance Writer

Emak-emak hobi menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Penulis buku Customer Service Excellence (2025). More info: https://msha.ke/airanilistia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kirim Anak Nakal ke Barak Militer Perlu Dicoba, Asal Bukan Otoriter

12 Mei 2025   18:10 Diperbarui: 12 Mei 2025   17:09 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembinaan di barak militer (Sumber: Pexels/Mick Latter)

Wah, sedang heboh-hebohnya nih membahas program baru dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Keputusan Pak Dedi yang mengirim anak nakal ke Barak Militer menjadi perbincangan hangat, dan banyak menuai pro dan kontra. Menurut kamu, bagaimana?

Dedi Mulyadi: Siswa Dikirim ke Barak Militer 

Berdasarkan informasi laman resmi indonesia.go.id (09/05/2025), pada 25 April lalu, ketika menghadiri hari ulang tahun ke-26 Kota Depok, Dedi Mulyadi mengungkapkan rencananya untuk mengirim siswa nakal ke barak militer. Program ini sedang dalam masa uji coba, diterapkan di Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung.

Dalam keterangannya, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan bahwa program tersebut sengaja dirancang untuk mengajarkan kedisiplinan dan karakter positif kepada anak. Khususnya, bagi siswa atau anak yang melakukan penyimpangan sosial, seperti narkoba atau tawuran. Beberapa Bupati dan Walikota Jawa Barat mendukung terlaksananya program tersebut.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam wawancaranya dengan Kompas.com (28/04/2025) menjelaskan, tidak sembarangan siswa nakal dikirim ke barak militer. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu:

  • Siswa yang dikirim ke barak militer merupakan anak bermasalah yang terlibat geng motor, tawuran, atau anak yang tidak bisa lagi diajarkan etika oleh orangtua.
  • Pengiriman dilakukan berdasarkan kesepakatan sekolah dan orangtua.
  • Fokus pada penguatan karakter, etika, keterampilan pertanian, dan pelatihan kedisiplinan.
  • Bekerja sama dengan TNI dan Polri di wilayah Jawa Barat.

Dari berita yang telah disampaikan, saya menyadari niat baik dari Pak Dedi. Adanya program tersebut diharapkan dapat membantu mendidik anak nakal agar berubah lebih baik. Coba bayangkan, kalau orangtua saja sudah kewalahan menghadapi anaknya, tentu orangtua juga membutuhkan bantuan orang yang berkompeten untuk mendidik anak.

Program tersebut pantas dicoba, selama tidak melenceng dari tujuan awal melakukan pembinaan karakter. Pelatihan kedisiplinan dan etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam membentuk karakter baik kepada anak. Asal jangan otoriter, karena kekerasan dan disiplin itu konteks yang berbeda.

Baca juga: Untuk Anakku Sayang

Ada baiknya, anak tetap mendapatkan pendampingan psikologis, sehingga dapat menjalankan pelatihan dengan baik. Karena setiap anak memiliki latar belakang alasan 'nakal' berbeda.

Otoriter Parenting Itu Apa?

Nah, berhubung pembahasan mengenai otoriter. Saya ingin sedikit membahas mengenai otoriter parenting / parenting militer atau parenting VOC. Otoriter parenting  menurut Kompas.com (23/03/2025), merupakan sebuah pengasuhan yang menerapkan kedisiplinan tingkat tinggi dengan aturan yang sangat ketat kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun