Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manfaat Udara Bersih pada Anak Penderita Flek Paru-Paru

20 Agustus 2023   08:08 Diperbarui: 20 Agustus 2023   20:01 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak dan ayah bermain di alam I Sumber: pexels.com/Tatiana Syrikova

Pengalaman menarik terjadi pada seorang anak. Mengenai sembuhnya penyakit flek paru-paru yang diderita sejak usia balita. Kisah ini bukan tentang anak saya, tetapi tentang saya sendiri. Ibu yang dulunya pernah menjadi seorang anak yang memiliki fisik lemah.

Orangtua saya menjelaskan, bahwa pada saat saya lahir, saya tidak sengaja menelan air ketuban yang sudah berwarna kuning. Sehingga, sejak kecil saya sering sesak napas. 

Akhirnya, orangtua saya mencoba memeriksakan keluhan yang saya alami ke salah satu rumah sakit di Jakarta beberapa tahun kemudian, setelah sesak napas semakin parah.

Hasil pemeriksaan dan rontgen menyatakan penyakit saya berkembang dan menjadi flek paru-paru. Waktu itu usia saya masih sangat kecil, masih balita. Penyakit itu saya derita selama beberapa tahun, mungkin lebih dari lima tahun.

Menurut alodokter.com, flek paru-paru atau yang kita kenal dengan penyakit TB, mempunyai beberapa gejalanya seperti batuk parah, nyeri dada, sesak napas, mudah lelah, dan nafsu makan yang menurun. Biasanya, gejala tersebut berlangsung cukup lama.


Saya pun merasakan gejala yang sama. Bayangkan saja, bagaimana orangtua saya tidak cemas, melihat anaknya yang sering mengalami sesak napas? Lalu, selama beberapa bulan, saya mengonsumsi obat antituberkulosis, salah satunya dikenal dengan obat merah, karena kemasan obatnya yang berwarna merah.

Sayangnya, kala itu pemberian obat tidak terjadwal dengan benar karena kesibukan orangtua saya. Kadang satu hari saya lupa diberikan obat antituberkulosis, sehingga flek paru-paru yang saya derita tidak kunjung sembuh.

Keajaiban udara bersih pedesaan

ilustrasi pedesaan I Sumber: pexels.com/Tom Fisk
ilustrasi pedesaan I Sumber: pexels.com/Tom Fisk

Tidak lama kemudian, saya diperiksakan kembali ke dokter yang berbeda. Namun, belum selesai pengobatan yang saya jalani, keluarga dalam kondisi berduka karena kehilangan kakek. Ayah, saya dan adik pertama memutuskan pindah ke pedesaan tempat nenek tinggal untuk menemani nenek di sana.

Sekitar tahun 2000, kami pindah ke pedesaan. Usia saya sekitar delapan tahun lebih, mau naik kelas 3 SD. Desa itu masih sangat sejuk dengan hamparan sawah yang luas. 

Udaranya masih sangat segar dan bersih. Suasana yang sangat berbeda saya rasakan di desa. Itu pertama kalinya saya bisa melihat awan cerah di siang hari dan banyak bintang di malam hari.

Selama satu tahun pertama saya tinggal di desa, saya masih sering batuk dan sesak napas. Saya, adik, dan ayah terkadang suka menyempatkan diri berjalan kaki di pagi hari saat weekend. Mampir ke sumber mata air di dekat rumah. Apakah kalian mengetahui istilah umbul? Sumber mata air yang muncul dari dalam tanah.

Kebiasaan bangun pagi, berjalan kaki saat berangkat sekolah, sembari menikmati udara pagi yang bersih membuat sebuah keajaiban terjadi. Pada tahun kedua kepindahan saya di desa, saya mulai merasakan perubahan pada tubuh saya. Saya merasa badan saya lebih bugar, jarang mengalami batuk, napas lebih teratur.

Setelah lebih dari tiga tahun tinggal di desa, saya tidak merasakan lagi gejala flek paru-paru. Keajaiban udara bersih di pedesaan, saya rasakan dan alami sendiri. Betapa bermanfaatnya udara bersih. Saya melakukan rontgen ulang dan sangat menakjubkan. Paru-paru saya sudah bersih dan saya kembali sehat!

Pengalaman saya diperkuat dengan hasil Journal Science yang ditulis oleh Hall JV, Winer AM, Kleinman MT, Lurmann FW, Brajer V, dan Colome SD dari situs resmi National Institute of Environmental Health Science pada 1992, yang berjudul "Valuing The Health Benefits of Clean Air".

Jurnal tersebut menyatakan bahwa udara bersih memiliki manfaat sebagai peningkatan dalam visibilitas, perlindungan material atau vegetasi, pencegahan penyakit paru kronis, pengurangan gas rumah kaca, dan mengurangi efek ekosistem. Wah, ternyata sejak puluhan tahun lalu, pembuktian mengenai bermanfaatnya udara bersih sudah ada, lho.

Pada European Respiratory Journal 2019 yang merupakan tulisan dari Ulrike Gehring, dan Gerard H. Koppelman berjudul "Improvements in Air Quality: Whose Lungs Benefit?". Mendapatkan hasil penelitian yang baik dari 110 anak yang berpartisipasi pada The Californian Children's Health Study (CHS).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan fungsi paru-paru yang lebih besar pada anak-anak yang pindah ke daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih rendah, daripada anak-anak yang pindah ke daerah dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi. 

Menurut hasil studi kasus di jurnal tersebut, udara bersih sangat berkontribusi pada penuaan yang sehat. Dampak udara bersih sangat menguntungkan paru-paru pada populasi yang menua.

Saya sama sekali tidak menyangka, begitu besar manfaat yang diterima bagi paru-paru dan kesehatan manusia dari udara bersih. Kedua jurnal tersebut menunjukkan, betapa pentingnya kita harus menjaga kualitas udara. Studi yang dilakukan bahkan tidak hanya dua, tetapi beberapa studi kasus yang dilakukan pada anak dan lansia.

Hasil penelitian mengenai manfaat udara bersih pada manusia, membuat WHO ikut membuat sebuah kampanye Breathelife 2030, yaitu kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan udara. Agar pada tahun 2030, tercipta udara bersih demi kesehatan manusia.

Menjaga kesehatan anak di tengah buruknya udara kota

ilustrasi kota I sumber : pexels.com/Tom Fisk
ilustrasi kota I sumber : pexels.com/Tom Fisk

Bagaimana dengan perkotaan? Apalagi, sekarang udara di kota semakin buruk. 

Berita dari mediaindonesia.com pada 17 Agustus 2023, menyatakan hasil kajian IQAir dari perusahaan asal Swiss yang mencatat kualitas udara di setiap negara tanggal 8 Agustus, didapatkan fakta mengejutkan, yaitu Jakarta menempati peringkat ke-10.

Lalu, AQI US yaitu indeks kualitas udara berstandar di Amerika Serikat menyatakan Jakarta dengan level 114 status sedang, sedangkan Kota Serang, Banten memiliki kualitas udara buruk di level 167. 

Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa kondisi udara Jakarta dan kota-kota di sekitarnya, semakin memburuk, rata-rata mencapai AQI > 150. Duh, rasanya membaca hal tersebut, saya menjadi semakin khawatir dengan kondisi kesehatan anak.

Saya yang saat ini tinggal di perkotaan harus mencari cara untuk menjaga kesehatan anak di tengah buruknya udara kota. 

Pertama, saya memastikan anak menerima imunisasi lengkap.

Efek imunisasi yang membuat anak demam memang cukup mencemaskan, tetapi efek ini biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari saja. Kemudian, anak akan kembali aktif, dengan ketahanan tubuh yang lebih baik karena vaksin yang diberikan pada imunisasi.

Kedua, suami dengan sengaja menyisakan sedikit lahan tanah di rumah yang tidak dibangun, untuk berkebun.

Menanam beberapa tanaman seperti pohon mangga, anggur, jambu, juga tanaman lain yang membuat udara di sekitar rumah lebih bersih.

Ketiga, saya terkadang sengaja mengajak anak untuk berjalan dan mengunjungi waduk di dekat rumah, atau mengunjungi taman dengan tumbuhan hijau yang banyak. 

Tujuannya, agar anak bisa menghirup udara segar dan leluasa bermain di sana. Sudah pasti, memberikan asupan gizi yang baik pada anak juga bisa menjaga kesehatan anak.

Tindakan itu memang terlihat sangat kecil, karena penyebab terbesar masih ada. Pentingnya pemerintah untuk membuat penelitian dan membuat tindakan yang lebih besar untuk membersihkan udara di Indonesia.

Kita tidak bisa berjalan mundur, seperti kisah yang saya ceritakan mengenai keajaiban udara bersih di pedesaan hampir 23 tahun lalu. Udara dulu dan sekarang sangat berbeda. Bahkan pedesaan kini sudah semakin berubah.

Namun, dengan langkah kecil tersebut, saya berharap keluarga lebih terjaga kesehatannya. Yuk, lakukan langkah kecil untuk diri sendiri dan keluarga. Apa pun langkah itu, sangat berarti untuk kesehatan kalian. Jaga udara lebih bersih di sekitar rumah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun