Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Wajib Paham! Anak Peniru Ulung Terbaik

1 Juni 2023   06:03 Diperbarui: 1 Juni 2023   19:02 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak I sumber : pexels.com/Alexander Dummer

Baru saja kemarin pagi, saya membaca sebuah berita dari kompas.com yang tayang pada 30 Mei 2023, mengenai kejadian mengenaskan pada seorang anak.

Dalam berita itu, diketahui bahwa anak berusia empat tahun di China, melompat dari lantai dua puluh enam karena menirukan adegan pada serial kartun anak "Tom and Jerry" yang ditontonnya.

Bersyukurnya, anak itu berhasil diselamatkan dan saat ini masih dalam masa pemulihan. Mirisnya, peristiwa itu terjadi ketika anak tersebut sedang tanpa pengawasan orang dewasa.

Membaca berita itu, hati saya langsung menangis. Mengingat saya juga merupakan seorang ibu yang masih memiliki anak balita.

Tentu, akan banyak tanggapan dari warganet mengenai berita tersebut. Namun, sebaiknya memahami beberapa hal berikut dahulu, sebelum berkomentar atau menduga-duga saja.

Anak sangat pandai meniru

ilustrasi anak meniru I sumber : pexels.com/Anastasia Shuraeva
ilustrasi anak meniru I sumber : pexels.com/Anastasia Shuraeva

Sebagai orangtua pasti sangat mengetahui, seorang anak yang berusia dibawah lima tahun, biasanya sangat aktif. Anak begitu senang bergerak dengan cepat.

Tangan, dan kaki anak sangat aktif bergerak. Mata anak bisa melihat ke mana saja, dan sangat awas dengan hal-hal baru. Seorang anak mampu meniru sesuatu dalam waktu sekejap.

Oleh karena itu, harus selalu mencontohkan hal baik pada anak.

Saya memiliki anak yang cukup aktif dalam segala hal. Mampu menirukan pembicaraan seseorang dengan tepat. Anak saya juga mampu meniru gerakan orang dalam waktu singkat. Padahal, baru dicontohkan sekali saja.

Semua orang harus paham, bahwa anak sangat pandai meniru. Anak merupakan peniru ulung terbaik yang mudah mengingat seluruh tindakan dan ucapan semua orang disekitarnya.

Pembatasan tontonan dan penggunaan perangkat digital

ilustrasi anak menonton I sumber : pexels.com/Karolina Grabowska
ilustrasi anak menonton I sumber : pexels.com/Karolina Grabowska

Yang kedua perlu dipahami, yaitu mengenai pembatasan tontonan dan penggunaan perangkat digital. Zaman kini berubah makin digital, anak balita sudah mengenal hp. Tak jarang juga, sudah mengenal YouTube dan media sosial.

Pembatasan tontonan sangat diperlukan demi keamanan anak. Di Indonesia sendiri, sudah banyak tontonan TV yang dibatasi dan tidak diloloskan untuk ditayangkan karena dianggap tak layak menjadi tontonan anak di bawah umur. Ada juga yang sengaja ditayangkan hanya pada jam malam setelah anak tidur.

Namun, anak sudah semakin pintar. Tidak ada tayangan di TV, bisa menonton dari hp. Sehingga, perlunya kita semakin pintar pula membatasi tontonan anak pada perangkat digital.

Contohnya, bisa mengenalkan anak dengan YouTube Kids, atau Kanal Indonesiana TV yang saat ini juga sedang populer digencarkan dalam program Merdeka Belajar.

Kamu juga bisa membatasi pemakaian hp saat digunakan anak, menggunakan mode anak. Sekarang sebenarnya smartphone sudah semakin ramah anak.

Hal yang terbaik adalah tidak mengenalkan perangkat digital pada anak, sebelum dibutuhkan untuk pembelajaran masa sekolah anak kelak.

Pentingnya pengawasan orangtua pada anak

ilustrasi anak bermain I sumber : pexels.com/Mikhail Nilov
ilustrasi anak bermain I sumber : pexels.com/Mikhail Nilov

Nah, sekarang kalian sudah memahami, bukan? Bagaimana aktifnya anak, pintarnya anak meniru, dan dengan cepat mengenal perangkat digital.

Jadi, sangat penting pengawasan orangtua pada anak. Apalagi, dalam masa tumbuh kembang anak.

Sebenarnya, bukan masalah jika orangtua sibuk bekerja. Namun, tetap perlu diperhatikan, jangan sampai anak tanpa pengawasan orang dewasa.

Menitipkan anak pada nenek dan kakek sangat wajar, tetapi mereka jangan diberikan tanggungjawab mengurus anak yang sebenarnya merupakan tanggungjawab orangtua. Nenek dan kakek, tugasnya hanya mengawasi saja. Mengingat mereka dalam usia lansia yang seharusnya sudah waktunya bersantai di rumah.

Jujur, tantangan terbesar untuk saya adalah menjadi orangtua yang mampu mendidik anak dengan baik. Saya masih terus belajar mengendalikan emosi, dan mengawasi anak sebaik mungkin.

Terkadang, semakin pintar anak, membuatnya tidak bisa diam dan selalu ingin tahu. Sehingga, selalu penasaran dengan hal baru yang dilihatnya. Memberitahu anak juga harus dengan cara yang unik.

Saat anak sudah mulai mengenal lingkungan, teman, dan mulai bermain keluar rumah. Tugas orangtua justru semakin bertambah, karena anak semakin mudah mendapatkan pengaruh baik maupun pengaruh buruk dari luar.

Orangtua dan keluarga berperan aktif membantu anak menyeleksi pengaruh baik dan buruk yang anak terima dari luar. Menjadi sahabat untuk anak, merupakan cara elegan untuk mengawasi anak. 

Setelah menjadi orangtua, artinya siap untuk terus belajar. Anak semakin pintar, semakin banyak tanya. Yuk, berhati-hati dalam bertindak dan berucap demi anak.

Jadikan anak kreatif, tetap dalam pengawasan orangtua. Biarkan peniru ulung itu, meniru hanya hal baik saja!

Referensi : kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun