Mohon tunggu...
Aira Imtiyaz
Aira Imtiyaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswi

Penyuka musik :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sih Urgensi Menulis?

7 Juli 2021   17:36 Diperbarui: 7 Juli 2021   17:40 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi yang tak kunjung usai menyebabkan berbagai macam dampak, yang paling terlihat yakni banyaknya anak-anak yang berdiam diri di rumah dan scroll-scroll media sosial seperti facebook, tiktok, Instagram, whatsapp, dan lain-lain. 

Ditunjang dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat anak-anak hingga orang dewasa “betah” berlama-lama melihat konten-konten yang tersedia, entah konten kontroversial maupun hoax. Namun, jika dilihat lebih jauh, banyak informasi yang “kurang” bermanfaat hadir dan banyak dibaca di berbagai kalangan, hal ini berkaitan dengan budaya menulis saat ini. Lalu, sebenarnya apa itu menulis? Apa saja manfaat dari menulis?

Menurut Dalman (2016), menulis merupakan sebuah proses penyampaian pikiran sehingga membentuk wacana utuh dan bermakna, menulis dapat didefinisikan sebagai sebuah cara untuk menuangkan ide; isi pikiran; atau lambang serta perasaan yang dirasakan yang mana akan membentuk kata kemudian kalimat, dilanjutkan dengan paragraf dan akan membentuk karangan yang sesuai dengan pemikiran penulis. 

Banyak ide-ide yang ada di otak kita, namun hanya “bersarang” di pikiran tanpa kita tuangkan, yang pada akhirnya hanya menjadi ide yang tidak terealisasikan. Generasi sekarang sangat bergantung dengan internet, yang mana “sebenarnya” bisa dimanfaatkan untuk mencari serta mengumpulkan informasi dengan mudah dan tanpa terbatas ruang dan waktu.

Menulis membutuhkan banyak gagasan serta ide-ide, yang mana hal ini bergantung pada kelihaian penulis dalam mengungkapkan hal tersebut menjadi sebuah wacana yang menarik. Dalam komunikasi terdapat 4 unsur yang terlibat, antara lain :

  • Penulis
  • Pesan atau isi yang ingin disampaikan
  • Media berupa tulisan
  • Pembaca

Menulis sangat dianjurkan untuk diwariskan, ketika dini sudah dibiasakan untuk berpikir kritis serta berimajinasi maka otak akan terbiasa berpikir dan menuangkan ide-ide cemerlangnya hingga nanti. Menulis sendiri tidak bisa dipisahkan dari membaca. Membaca membuat kita mendapatkan ide-ide baru sehingga dapat menuangkannya dalam tulisan. 

Menulis tidak hanya melibatkan anggota tubuh melainkan kita akan berpikir bagaimana gagasan-gagasan kita bisa tertuang dalam karya yang mengesankan dan menarik untuk dibaca. 

Menulis juga membutuhkan gaya tersendiri, maka hal ini dapat terlihat dari penggunaan kata atau diksi, bahasa-bahasa yang digunakan, serta referensi mana saja yang digunakan. Berkaitan dengan bahasa, bahasa merupakan pertukaran komunikasi serta habitus (nilai sosial yang dihayati oleh manusia, tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung sehingga mengendap menjadi cara berpikir dan pola perilaku). Dengan adanya bahasa sebagai habitus, maka terbentuklah cara berpikir masyarakat serta pola perilaku yang akan mempengaruhi kehidupan, maka secara tidak langsung tulisan seseorang bisa menjadi kuasa simbolik bagi yang lainnya, terlebih jika memiliki kekuasaan maka tulisan akan sangat berpengaruh.

Dengan menulis, akan memengaruhi segi psikologis serta sosiologis seseorang. Ketika seseorang dapat menyumbangkan idenya dengan menulis, akan ada rasa kebebasan berekspresi, apalagi terdapat timbal balik antara penulis dengan pembaca yang akan menimbulkan rasa kebanggaan tersendiri. Menulis juga mempengaruhi eksistensi seseorang dan bisa menjadi alternatif mendokumentasikan sebuah peristiwa. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara menumbuhkan budaya menulis di era sekarang?

  • Mulailah dengan percaya bahwa setiap insan mempunyai ide-ide cemerlang yang dapat dituangkan dalam tulisan, hal ini terbukti di media sosial banyak curahan hati setiap kalangan. Dengan meningkatkan latihan menulis dan sering membaca, maka tulisan tersebut akan bermakna.
  • Percaya bahwa menulis merupakan perintah Allah SWT, hal ini terdapat pada QS. Al-Kahfi ayat 109 yang artinya : “katakanlah kalua sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. Abdullah bin ‘Amru, seorang ulama salaf mengungkapkan “ikatlah ilmu dengan menulisnya” (Kuncoro, 2009).
  • Adanya motivasi untuk selalu menulis. Kebiasaan menulis harus terus diasah, salah satu caranya dengan mengikuti komunitas menulis. komunitas dapat berfungsi sebagai sarana inkubator dalam berkarya (Hardiningtyas, Tri & Triningsih, 2018).
  • Menulis dengan hal-hal yang sudah dikuasai, yang mana sudah ada pengetahuan atau ide sebelumnya untuk menulis. Menggunakan sumber-sumber yang relevan akan membantu dalam menulis.

Budaya menulis harus terus dilestarikan, melalui tulisan seseorang dapat memberikan pemikiran serta ide-ide dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan tulisan dapat menjadi media komunikasi yang diandalkan. 😊

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun